Minggu, 30 Desember 2012

-Risalah Walikota Amirul pada Tahun ke-10

Baubau Pasar Besar, Jangan Kedepankan Politik



TIDAK lama lagi, Amirul Tamim akan melepaskan jabatan Walikota Baubau. Selama 10 tahun menjadi "01" banyak keberhasilan yang ditorehkannya. Terkait capaiannya selama satu dekade, suami Ny Yusni ini membaginya kepada Radar Buton. Inilah kesan dan pesannya yang dibagi secara eksklusif kepada wartawan koran ini, Irwansyah Amunu.


--Selama 10 tahun terakhir bapak memimpin, sejauh mana pencapaian Baubau selama ini?

Jadi, Baubau dalam 10 tahun terakhir ini, dalam kapasitas Baubau dalam tahun ke-12 sebagai daerah otonom, memang harus kita akui Baubau akan memikul beban yang sangat berat di masa yang akan datang dengan melihat dinamika Baubau 10 tahun terakhir. Posisi beratnya yang pertama, ada beberapa infrastuktur yang belum dapat kita rampungkan dalam 10 tahun terakhir yang seharusnya Baubau beberapa infrastuktur itu selesai dalam tahun ke-9.

Yang pertama, pelabuhan kita diakhir tahun ini belum bisa berfungsi optimal, karena ruang terbatas, bandara belum bisa terlalu optimal, dan ketiga listrik belum juga jalan sesuai skenario yang telah ditetapkan.

Kemudian ruang Baubau sendiri sangat terbataas, lalu daerah-daerah sekitarnya belum siap, sehingga semua aktivitas yang harusnya sudah tumbuh di daerah sekitar kita, belum tumbuh. Sehingga beban ini akan dipikul Baubau. Oleh sebab itu, strategi kita melihat ini, bagaimana mengkondisikan Baubau diakhir tahun ke-10 dengan konsepsi strategi sebagai tahun pemantapan.

Sebagai tahun pemantapan untuk menghindari beban-bebanan kota, kita memperkuat infrasktur jalan, agar dinamika ini bisa cepat dan tidak terlalu mahal dipukul oleh beban. Kemudian bagaimana jalur-jalur keluar kota kita lengkapi dengan lampu-lampu jalan agar orang selesai berurusan di Kota Baubau, bisa pulang sehingga kota ini tidak memikul beban yang berat.

Selanjutnya seluruh bibir kota diperkuat, dengan katakanlah Dermaga Sulaa diperkuat, Terminal Lakologou diperkuat agar semua tidak dipukul daerah-daerah pusat kota. Kemudian, kita menjadikan Baubau sebagai pasar besar. Yang kita maksudkan agar jual beli beberapa kebutuhan pokok masyarakat bisa ditanggulangi kawasan masing-masing, sehingga disemua kawasan ada tumbuh Ruko, kios. Aktivitas jual beli lain, daerah pinggiran tumbuh dari daerah-daerah pinggiran mulai tumbuh Ruko, kios-kios. Daerah Bungi, Wanajati sudah mulai ada, kemudian sampai masuk Waruruma, di daerah Sulaa sana mulai tumbuh sehinggga Batauga tidak perlu masuk ke kota. 

Beberapa pusat-pusat Ruko tumbuh. Toko-toko sudah mulai buka sampai malam hari, kemudian kebutuhan-kebutuhan masyakat bisa dibeli, menunda beli siang hari, bisa belanja pada malam hari
, sehingga beban kota tidak terlalu berat. Dan beberapa hal lagi, hal-hal mungkin karena harus kita menghitung daya dukung Kota Baubau dengan beban yang saya gambarkan tadi.



--Bagaimana dengan daya dukung infsarktur yang ada? Apakah sudah memadai? Penciptaan infrasktur ini sampai berapa lama melihat kondisi daerah sekitar Baubau yang belum siap?

Jadi, memang segera sekarang, kita agak terlambat, dalam satu tahun, malah dua tahun kita terlambat, karena adanya gangguang di tahun-tahun awal kita memulai Kota Baubau. Seperti anda lihat, bagaimana kita menyiapkan kawasan Palagimata, simpang lima, kawasan Sulaa dengan konsep daerah-daerah terbangun. Kemudian kita membuka kawasan-kawasan baru di Palatiga, Wolio Indah, Bukit Wolio, BWI. Kemudian bagaimana kita membuka Kota Satelit Lealea untuk mengarahkan agar beberapa kawasan-kawasan itu tumbuh, dengan membuka jalan-jalan baru
.


Nah, usia konstruksi jalan-jalan ini belum bisa kita aspal karena baru satu tahun, dua tahun. Idealnya jalan-jalan yang kita buka itu, tiga tahun usia konstruksinya baru diaspal kalau kitu mau mendapatkan kualitas yang baik. Tapi kita agak terlambak karena ada gangguan-gangguan di tahun-tahun pertama terhadap kebijakan-kebjikan yang kita bangun, tapi itulah pengalaman yang ada untuk Kota Baubau dalam 10 tahun terakhir.

Untuk itu kita berharap, masyarakat tidak usah ragu, untuk membangun rumah tidak berhimpit di daerah pusat-pusat kota. Berani membangun rumah di daerah yang kita baru buka. Begitu juga untuk membuka pusat-pusat ekonomi, pertokoan, tidak usah ragu memulai investasi di daerah luar. Karena kota ini akan bergerak secara seimbang, dengan kita memperkuat infrastruktur-infstruktur yang ada, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat akan melawati semua jalur-jalur yang ada.

Penyebaran pusat-pusat kegiatan sosial juga, ini kita perkuat dengan membangun Puskesmas, fasilitas-fasilitas kesehatan di Puskesmas. Sehingga layanan-layanan itu tidak perlu harus ke Rumah Sakit, tapi bisa ditanggulangi tingkatan-tingkatan tertentu di Puskesmas.



---Tahun pemantapan dengan kondisi Baubau yang diganggu pada awal-awal, kira-kira pemantapan dicapai Baubau sudah berapa persen?


Ya, kita berharap di tahun 2013, ini kita bisa rampungkan semua, sehingga kita sudah berada pada posisi 80 sampai 90 persen lebih dari pada infrastruktur di kawasan-kawasan pusat kota ini, sudah relatif baik. Sehingga kita berharap, bahwa tahun-tahun berikutnya sesuai dengan usia konstruksi dari kawasan-kawasan kita buka itu, sudah bisa dilakukan untuk pembenahan peningkatan kualitas kawasan-kawasan itu.


---Ada yang bertanya soal jalan, jalan di Baubau ini sudah bagus, mengapa jalannya yang bagus diaspal lagi?

Karena memang kota yang penuh beban begitu, bila tidak didukung infrastruktur memadai, itu akan dipikul mahal masyarakat Baubau sendiri. Karena aktivitasnya terlambat, fasilitas yang digunakan bisa cepat rusak, kemudian akan memilih pada jalur-jalur tertentu yang baik. Akibatnya pada jalur-jalur yang baik terjadi kepadatan
-kepadatan
 tertentu. Sehingga jalur-jalur jalan yang tidak baik itu bukan jadi pilihan. Oleh sebab itu kita berharap Kota Baubau ini jangan sampai jalur tertentu saja yang baik, harus menyebar.

Dengan kondisi begitu berarti ada tingkat kelancaran dan efisiensi yang akan didapatkan masyarakat dan kemudian distribusi pusat-pusat kegiatan terbagi dengan seimbang. Sehingga tidak ada kawasan yang padat dengan kegiatan, dan tidak ada kawasan yang sepi. Maka itu, fenomenanya anda bisa lihat, hampir semua sudut-sudut Kota Baubau sudah mulai terbuka kios-kios, pedagang-pedagang sudah bisa tumbuh di kawasan-kawasan itu.



--Terus, sudah berapa besar masyarakat yang menilai Baubau ini Pasar Besar? Kan ini bicara investasi, berapa derajat kesadarana masyarakat melihat Baubau ini sebagai Pasar Besar kemudian mereka melakukan kegiatan ekonomi dan kepastian berusaha?


Sebenarnya kalau kita melihat, sudah sekitar 60 persen dari pelaku ekonomi sudah melihat Baubau mengarah pada kondisi Pasar Besar. Tapi ini masih di luar kesadaranya. Dia masih berada pada investasi-investasi sementara, atau investasi masa depan.

Karena kita sempat terganggu dengan kampanye-kampanye Pilkada, dimana ada satu dua kandidat ingin lagi membangun pasar, pusat-pusat perbelanjaan baru. Padahal menurut hemat saya, jangan masyarakat kita diracuni dengan membangun kawasan-kawasan baru, karena berapa pun kita membangun pusat-pusat perdagangan baru itu tidak akan mamppu menampung pelaku-pelaku ekonomi kita.

Oleh sebab itu kita jadikan Baubau sebagai Pasar Besar, karena kita ingin arahkan pelaku ekonomi di Baubau yang tadinya skala usahnya melayani Baubau dan daerah disekitar Baubau, tapi dengan konnsep kita mereka diharapkan menjadi pelaku-pelaku dengan skala layanan tidak hanya di Baubau. Tapi sampai di Pulau Buruh, dan ini sudah terjadi. Skenario ini sudah jalan, sudah sebagian dari pelaku-pelaku ekonomi sudah melayani Maluku, Papua, Sulawesi Tengah.

Dan kita harapkan lagi, jangkauannya ke depan, lebih luas, lebih besar, lebih beragam. Sehingga Baubau bukan hanya melayani Baubau atau sekitar Buton Raya saja, tapi kita berharap skala usahanya bisa lebih besar. Skenarion ini beberapa tahun sudah kita fasilitasi dan sudah jalan. Oleh sebab itu kita perkuat perbankan, bagaimana perbankan-perbankan besar bisa masuk di sini, seperti itu.



--Berarti dengan kata lain, bapak ingin menjadikan maskyarakat berjiwa enterpreneur?

Ya, harus begitu.


--Bagaimana kesadaran masyarakat menjadi enterpreneur dengan segala potensi yang dimiliki Baubau?

Inilah yang ingin kita mendorong agar masyarakat-masyarakat pelaku ekonomi membangun kesadaran. Kemudian memperkuat dirinya sendiri, dan menghindari konflik. Menghindari untuk diskusi-diskusi politik saja, tapi bagaimana mereka melihat peluang-peluag yang lebih besar. Bahwa pasar kita ada di daerah Maluku, ada di daerah Sulawesi Tengah, ada di daerah Papua.

Perkuat bagaimana armada-armada Semut ini bisa kembali berperan. Dari Maluku datang membawa rumput laut, membawa kopra, membawa hasil-hasil laut. Kemudian menjualnya di Baubau, setelah itu mereka berbelanja di Baubau, dan beli barang-barang apa saja di Baubau untuk dibawa kembali ke sana. Fenomena ini sudah terjadi. Oleh sebab itu fenomena ini harus ditangkap pelaku-pelaku ekonomi Baubau untuk bagaimana memberikan layanan terhadap daerah sekitar.

Yang sering saya katakan, daerah-daerah kepualauan di Maluku, Maluku Utara, Papua, adalah orang kaya-orang kaya baru. Yang tentu kebutuhannya terhadap bahan-bahan campuran, rumah tangga, mobiler, bahan bangunan, elektronik, dan lain sebagainya. Itu permintannya akan meningikat, termasuk Sulawesi Tengah.




--Artinya kita punya potensi bakat alam seperi itu sejak lampau, disisi lain pemerintah sudah menciptakan iklim, tinggal masyarakat menangkap  peluang? Kalau tidak mereka menjadi penonton dan pelakunya dari luar?

Itu bisa terjadi kalau kita terjebak dalam diskusi-diskusi sempit. Kemudian orientasi, jangan orientasi kita hanya di politik, semua mau menjadi angggota DPR, semua mau jadi tim sukses. Lebih baik menjadi tim sukses dari jenis usaha, karena kita punya posisi strategis.

Sebentar lagi pelabuhan kita akan kuat, pelabuhan kita, satu dua tahun depan akan kuat. Satu dua tahun ke depan bandara sudah kuat. Satu, dua, tiga tahun akan datang daerah belakang kita ke Buton Utara kemungkinan infrastrukturnya sudah semakin membaik, ke Pasarwajo daerah lingkar Pasarwajo, lintas Kamaru-Baubau juga sudah meningkat.

Bisa umpamanya bagaimana ke Muna infsraturkturnya sudah semakin membaik, itu yang harus kita jemput. Tapi jangan kita terlena menunggu itu, ada peluang kita, ada Sulawesi Tengah yang bisa diikat dengan kapal-kapal Baubau-Banggai. Ada Maluku, bisa mengikat bagaimana komuditas-komuditas yang sering masuk ke Baubau.

Untuk itu kita bikin bagaimana daerah kita punya daya saing, bagaimana kita membuat imej, harga barang di Baubau jauh lebih murah dibanding dengan daerah-daerah lain. Atau setidak-tidaknya dari hitungan-hitungan ekonomis Baubau masih memiliki daya saing yang kuat untuk itu.



--Soal enterpreneur, tips-tips apa dijadikan pegangan masyarakat untuk jadi enterpreneur?

Pertama, mari kita semua orang Baubau dan disekitar Baubau, melihat posisi Pulau Buton ini berada di kaki depan Pulau Sulawesi.

Kedua, orang Buton berada di daerah-daerah yang akan menjadi target pasar kita. Orang Buton ada disebagian besar di Maluku, Papua, Sulawesi Tengah, disekitar Luwu, Banggai. Ada di daerah NTT, Maumere dan sekitarnya. Itulah target-target pasar yang bisa dilayani yang mempunyai daya saing ketimbang daerah lain. Sehinggga ini adalah peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat Baubau sebagai pelaku  eknonomi.

Ketiga, daerah yang kita sebutkan juga penghasil komuditas, baik hasil bumi maupun hasil laut. Mereka ini tentu hasil lautnya bisa menjadikan Baubau sebagai titik kumpul dari hasil-hasil laut itu. Dikumpul disini, dikemas disini. Kemudian bagaimana setelah disini baru dibawa ke daerah-daerah industri lebih lanjutnya, katakanlan Surabaya, Makassar, dan sebagainya.



--Berikut, birokrat, kira-kira bagaimana bapak melihat birokrat kita selama 10 tahun? Bagimana kualitasnya? Bagaimana tingkatan mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat?

Jadi, tantangan birokrat ke depan sangat besar sekali. Kalau birokrat hanya terjebak di dalam bagaimana dia mau mendapat jabatan karena kedekatan, maka ini menjadi tantangan besar bagi birokrasi kita ke depan. Karena tuntutan birokrasi ke depan adalah profesionalitas, kemampuan, daya saing, penguasaan teknologi.

Ke depan layanan-layanan birokrasi, kemungkinan kita tidak lagi tatap muka. Layanan-layanan birokrasi, masyarakat ingin mendapatkan layanan tidak perlu datang ke kantor walikota. Kemungkinan dari rumahnya meminta untuk dapat dilayani, dan dia bisa berkomunikasi dari rumahnya.

Melalui fasilitas-fasilitas teknologi yang ada, dan ituah yang kita siapkan sebenarnya Baubau. Bahwa layanan-layanan ke depan adalah layanan-layanan sesuai dengan kemajuan teknologi. Sementara disebagaian kecil bagian birokrasi kita masih mengandalkan untuk peningkatan dan kapasitasnya dengan kedekatan-kdekatan personaliti. Dan itu tidak akan laku dua tiga tahun ke depan, sangat berbahaya.

Oleh sebab itu kita juga tidak perlu pesimis, karena birokrasi Baubau, kader-kader muda birokrasi cukup banyak yang kita siapkan untuk itu. Dan infrastruktur secara bertahap sudah kita siapkan. Ingin yang saya pesankan, pelayanan birokrasi ke depan tidak menutup kemungkinan dan itu akan terjadi, masyarakat mendapatkann layanan-layanan kalau perlu dari kamar tidurnya dia mendapatkan layanan pemerintahan melalui teknologi informasi. 



--Persoalannya
 kader muda kita banyak, kader tua banyak? Bagaimana melakukan normalisasi?

Menurut hemat saya, itu tantangan birokrasi kedepan. Kalau tidak bisa menyiapkan diri dari sekarang, maka dia akan tergeser dari tuntutan suasana. Kalau ingin kita sesuaikan, tapi masih terjebak dengan itu, maka akan jadi kendala sendiri.




--Bahayanya jangan sampai masyarakat lebih cerdas dari birokrat?

Dan itu bisa terjadi, kalau semua elemen birokrasi tidak sadari itu
.




--Bagaimana bapak membaca suasana kebatinan ini, apakah ini bisa menjadi bahaya?



Oleh sebab itu, ini menjadi ancaman di tahun-tahun mendatang kalau kita tidak siapkan. olehnya itu Baubau mulai beberapa tahun lalu kita menerobos untuk menjadi ciber city. Kemudian bagimana kita terapkan e-goverment di Pemkot Baubau, semua SKPD sudah terkoneksi.

Kemudian kita bentuk UPTD untuk IT, lantas kita masuk ke jaringan nasional, malah kita melompat pada jaringan internasional. Ini semua adalah langkah-langkah strategis untuk menjemput suasana masa depan yang memang suka atau tidak suka, itu yang akan terjadi. Itulah obsesi yang selama ini kita bangun. Sementara memang, masih ada satu dua yang tidak sadar, tidak mempersiapkan diri untuk itu.




---Infrastruktur dibangun, birokrat disiapkan, masyarakat disadarkan. Apakah masih ada sisi lain yang perlu dibenahi?

Kota ini akan berkembang menuju kondisi-kondisi, suka atau tidak suka tapi dinamikanya akan tinggi. Baubau ini, dengan ruang yang sangat terbatas, kalau tidak dapat dikendalikan dengan baik, akan menjadi ruang konflik yang besar.

Untuk itu, beberapa instrumen kita sudah membangunnya lebih. Bagaimana kita membangun rumah-rumah ibadah, katakanlah bagaimana kita dukung, Masjid Raya insya Allah sudah rampung. Insya Allah Islamic Center mudah-mudahan tahun depan sudah rampung.

Kemudian kita cerminkan rumah ibadah lain tampilamn-tampilan rumah ibadah lain, gereja, semua mencerminkan suasana keharmonisan. Lalu revitalisasi fasilitas budaya kita, bagaimana tahun 2006, 2005 kita revitalisasi malige, 2008 Kamali Baadia, bagaimana tahun 2011 revitalisasi Kamali Batulo, situs-situs yang lain diperkuat.

Menyimbangkan kemajuan Baubau dalam era modernisasinya
, tetapi diimbangi dengan pembangunan mental sipiritual dengan simbol-simbol fisik masjid,
Islamic Center, gereja, dan pura yang ada di Ngakring-ngakring, mecerminkan suasan keharmonisan hidup beragama.

Kemudian kampus tumbuh, Unidayan tumbuh, UMB tumbuh, perguruan-pergurun tinggi lain tumbuh. Sehinggga generasi Baubau berlomba-lomba menciptakan kualitas intelektualnya.

Dunia perbankan tumbuh untuk mendukung dinamika ekonomi Baubau. Pemerintah mempunyai kewajiban memperkuat infrastruktur
. Itulah bagimana kita memperkuat pelabuhan, bandara, listrik, jalanan semua dan sebagainya
. Dan ini harus seiring seimbang, sehingga
sehingga tumbuh dalam keseimbangan, kesetaraan, dan menciptakan suasana kondusif.

Ruang Baubau harus menjadi ruang ekonomi, sehingga orang yang berusaha rajin bisa memilih tempat di mana saja bisa mendapatkan peluang-peluang ekonomi. apakah sebentar dia jual es di Palagimata, juga laku karena ada orang lewat. Bagaimana orang pergi umpamanya di arah Batauga, di sana orang aktivitas sudah sama. Jual-jual cendol, kasoami di pinggir jalan dengan ikan bakar sudah hidup. Beberapa jual-jual pulsa, buka kios, buka toko, kios-kios ada yang berjualan sampai 24 jam sehingga kebutuhan orang terpenuhi.

Dan ini semua harus menjadi jiwa dan roh Baubau, enterpreneur. Tapi syaratnya itu saja tadi. Insya allah dalam 10 tahun itu, kami sadar, ini harus terwujud.

Insya allah Islamid Center akan selesai, mudah-mudahan puasa akan datang bisa dipakai tarwih, kemudian aktivitas-aktivitas untuk syiar Islam melalui gedung Islamic Center bisa dimanfaatkan untuk tempat-tempat kegiatan, dan ruang-ruang Baubau.



--Terkait kemajuan Kota Baubau, Sultra dipetakan dua. Sultra Kepulauan salah satu kiblatnya di Baubau. Dengan kemajuannya, apa harapan bapak kepada Baubau ke depan?

Tentu harapan saya, yang pertama, menjaga Baubau sebagai daerah yang kondusif, karena itu adalah syarat mutlak untuk adanya aktivitas yang positif.

Yang kedua, pelihara yang sudah ada. Kemudian bagaimana menciptakan hal-hal baru sesuai dengan rencana-rencana pemerintah yang akan datang. Dan masyarakat tentu diharapkan memberikan dukungan yang positif memainkan dinamika-dinamika yang akan datang.

Ketiga, mari kita bercermin dengan daerah lain yang sering terjadi konflik, maka Baubau hindari kondisi-kondisi itu.

Dan ke keempat, harus tetap Baubau mencerminkan daerah yang mempunyai kehidupan beragama, dan kehidupan keragaman sebagai suasana yang betul-betul menjadi modal besar bagi Baubau.



---Dalam pembangunan, terdapat dua aspek penting, masyarakat dan pemerintah. Masyarakay cenderung berbuat secara alami, sedangkan Pemerintah pasti melakukan rekayasa. Bagaimana rumusan yang bapak terapkan selama ini sehingga tidak mematikan, tapi saling mendinamisasi?

Itulah rekayasasa yang dilakukan pemerintah harus berlandaskan kajian akademis,
lantas harus dilihat apakah secara teknis bisa dilaksanakan, lalu apakah didukung aturan-aturan yang ada, baik aturan nasional maupun aturan-aturan yang ada di lokal. Kemudian rekayasa itu tidak bertentangan dengan norma-norma maupun adat istiadat di Baubau.

Kalau keempat kriteria itu sudah terpenuhi,
 insya Allah rekayasa itu lakukan terus, pada saatnya juga masyarakat akan bisa memberikan repson postif terhadap rekayasa itu. Tetapi bilamana rekayasa itu tidak didasarkan pada kajian-kajian yang saya sebutkan tadi maka susah akan ketemunya rekayasa. Tidak bisa kawin. Malah mungkin akan menjadi konflik baru, dan akan dibayar mahal oleh masyarakat.

--Jadi untuk mengawinkan empat maharnya?

Jangan politik dikedepankan, kajian politiknya terakhir. Karena kalau segala sesuatu dilihat dulu bagaimana asapek politisnya, maka disitulah awal persoalan yang kemungkinan tidak akan sinergi. Yang kemungkinan tidak akan sinergi dengan sifat alam.(one.radarbuton@gmail.com)

"Hati-hati dengan Orang Kepercayaan"

PENGALAMAN menakhodai pemerintahan membuat Walikota Amirul Tamim mengenal betul seluk beluk Kota Baubau, termasuk bagaimana sosok birokrasinya. Lantas apa pesannya kepada pemimpin baru nanti? Berikut petikan wawancaranya kepada wartawan Radar Buton, Irwansyah Amunu.


--Pada 30 Januari nanti bapak selesai menjabat walikota, apa harapan dan pesan-pesan terhadap pergantian kepemimpinan kepada pemimpin yang baru?


Saya kira, secara pribadi dengan walikota yang baru ini adalah kawan, seangkatan dalam pendidikan yang sama, walaupun beda jurusan. Walaupun mungkin sedikit beda usia, tetapi kita percaya bahwa punya pengalaman-opengalaman yang tidak sedikit,
 baik dalam konteks di lokal maupun secara nasional. Sehingga kita banyak berharap, tentu akan lebih baik di masa-masa akan datang dalam membawa Kota Baubau.

Kenapa saya katakan lebih baik? Karena selama berada di luar, dalam dan dinamika Baubau ini tentu sudah dapat melihat mana potensi, kekuatan, serta kelemahan Baubau. Sehingga itu menjadi modal dasar dalam memperbaiki-memperbaiki apa yang kurang dan lebih menggiatkan lagi di masa-masa yang akan datang.

Tapi sebagai orang yang pengalaman selama 10 tahun, tentu yang pertama memberikan masukan bahwa, seperti dibeberapa tempat saya katakan, Baubau itu adalah pasar besar kawasan sekitaranya, dan sekaligus pintu keluar-masuknya untuk kawasan Buton Raya.

Dengan ruang yang sangat terbatas, topograsi yang bertingkat-tingkat, tentu harus dapat dikemas dengan seni penataan kawasan, dan pemanfaatan ruang-ruang sehingga bisa tumbuh dalam keseimbangannya. Karena kalau kita terlambat sedikit, kita akan dilumba atau didahului dengan dinamika masyarakat itu sendiri. Dinamika masyarakat ini tidak bisa kita rem. Karena kemungkinan dia mengabaikan sempadan, mengabaikan fungsi-fungsi ruang, mengabaikan etika-etika konstruksi, sehinggga bisa menjadi borok-borok kecil yang kemungkinan menjadi borok besar kalau tidak bisa disiasati arif dalam perkembangan kota seperti Baubau ini.


---Baubau sekarang tahapan pemampatapn, jika dilanjutkan sentuhan pertama bagi pemimpimpin yang baru, dimulai dari mana?


Tentu pemimpin baru sudah punya resep untuk memulai dari mananya. Tapi untuk saya, sentuhan akhir untuk 10 tahun ini melakukan penguatan kembali semua infrastruktur yang sudah kita bangun pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk memberikan dukungan optimal terhadap beban yang dipikul Kota Baubau dalam tahun-tahun terakhir dalam menyongsong pada tahun-tahun mendatang.

Kenapa kita lakukan, karena kita melihat daerah-daerah sekitar Baubau yang seharusnya dapat memikul beban itu menyebar disekitar itu, belum dapat diperankan secara optimal, maka beban, peran itu masih dipukul Baubau.

Jadi, penggunaan listrik tetap harus bertambah karena jam kerja Baubau 24 jam, kemudian kebutuhan air, juga karena orang semakin banyak di Baubau, kebutuhan air semakin banyak. Kemudian karena banyak yang akan makan di Baubau, sehingga mempengaruhi harga, karena demand and suplay. Kemudian orang yang keluar masuk, menggunakan fasilitas, pasti akan lebih mahal, karena akan menjadi pengaruh demand and suplay.

Jadi, Baubau kalau tidak disiasati, nanti melemahkan daya saingnya, karena Baubau akan menjadi kesan kota yang mahal. Ini beban-beban yang menjadi pemikiran-pemikiran bagi pemerintah yang akan datang.


---Pesan terhadap birokrat yang akan mendampingi. Selama ini orang menganggap Baubau Autopilot, sistem sudah terbangun, walaupun siapa orang yang masuk, sistem bisa bekerja dengan sendirinya. Bagaimana sistem ini digunakan oleh pemimpin yang akan datang? Karena ujiannya Pilwali kemarin, untuk mengukur sejauh mana mereka.

Saya kira pengalaman-pengalaman memimpin, buku-buku kepemimpinan, kemudian riwat-riwat kepemimpinan cukup banyak. Tapi biasanya sari-sarinya, kalau kita mencontoh mencontoh apa yang selalu diingatkan agama melalui Rasululluh, diingantkan: Janganlah pilih orang yang mau sekali, iya kan. Tapi juga jangan pilih yang tidak mau sekali. Oleh sebab itu pandai-pandailan kita memilih orang yang bisa diberikan amanah dalam bekerja.

Kedua, tentu warna-warna di dalam suasana politik pastilah ada, tetapi di dalam melaksanakan ini jangan sampai tercermin warna-warna itu dalam lingkup birokrasi. Dan semua dan siapa saja, kalau dipercaya insya Allah akan bisa bekerja dengan baik.

Tapi hati-hati juga bagi orang yang sangat dipercaya, pengalaman-pengalaman ternyata telah memberikan gambaran-gambaran itu.

Saya yakin pemerintah kota ke depan, karena itu insya Allah kita berharap akan bekerja lebih baik lagi.(one.radarbuton@gmail.com)

-Kaleidoskop Berita Utama Radar Buton Tahun 2012 (2)

Trio PAN Menang, Sukses FKN VIII di Baubau
Oleh: Irwansyah Amunu



SEMESTER ke dua tahun 2012 (Juli-Desember), Radar Buton masih dihiasi berita seputar politik. Pada saat ini Umar Samiun menang di MK,
pada waktu yang bersamaan, kabar duka datang dari Kaharuddin Syukur, Sekab Buton yang tutup usia.


Kemudian dalam ajang pesta demokrasi yang dihelat bersamaan, antara Pilwali dan Pilgub Sultra, Tampil Mesra kampium di Baubau, sementara NUSA di Sultra.

Selain berita politik, kasus-kasus kriminal masih mendominasi, diantaranya pembunuhan dan pemerkosaan. Kasus yang menjadi "PR" polisi yang belum diselesaikan antara lain pengrusakan Kantor Lurah Lowu-lowu seolah terhenti.

Terakhir yang memilukan pemekaran Buton Tengah (Buteng) dan Buton Selatan (Busel) kandas.  

Namun yang tak terlupakan, gelaran Festival Keraton Nusantara (FKN) VIII sukses dihelat di Baubau, pada September lalu.


JULI

16 JUli
-Posisi Walikota Amirul Tamim pada FPPM ke-5
Baubau Autopilot

22 JUli
Polisi Lepas Delapan Pendemo
-Terkait Pengrusakan Kantor Lurah Lowu-Lowu

Delapan orang pendemo yang diamankan Polres Baubau akhirnya dipulangkan. Delapan pendemo itu diamankan saat massa aksi yang menolak keberadaan dermaga perusahaan tambang nikel milik PT Bumi Inti Sulawesi (BIS) dan PLTU di Kelurahan Lowu-lowu, melakukan aksi brutal dengan menerobos masuk kedalam kantor kelurahan Lowu-lowu dan melakukan pengrusakan, Rabu (18/7).


25 JUli
Sekab Buton Kaharuddin Syukur Tutup Usia, Bupati Buton Definitif


AGUSTUS

8 Agustus
Pelantikan Oemar-Bakrie Molor
-Nasruan Pamit

10 Agustus
Sultra Diawasi KPK
--Perkuat Pencegahan, KPK dan BPKP Awasi Anggaran

30 Agustus
-FKN VIII, Baubau Menuju Masa Depan
SEJARAH BICARA


SEPTEMBER

2 September
PAN Baubau Usung Tamrin-Maasra


4 September
18 Pejabat Eselon II Buton Nonjob

7 September
Usman Rianse Nyaris Kalah
--Pilrek Unhalu, Selisih Empat Suara dengan Darwis

24 September
LBH Minta Kapolres Dicopot
-Terkait Kasus Pemerkosaan yang Dilakukan Oknum Polisi


OKTOBER

11 Oktober
-Pasangan Calon Walikota Cabut Nomor Urut
Klaim Angka Kemenangan

15 Oktober
-HUT Baubau ke-471
FAKTOR AMIRUL

21 Oktober
--Terlibat Cekcok
Suami Tebas Kepala Istri

31 Oktober
-Debat Kandidat Pilgub Sultra
Ridwan Walk Out



NOVEMBER

4 November
Tampil Mesra dan Amanah Klaim Menang
-NUSA unggul di Provinsi

16 November
Biadab, Ayah Perkosa Anak Kandung
-Pelaku Buron Polisi


18 November
Langkah Besar Baubau di Spanyol
--Jadi Tolak Ukur Pengembangan e-Government Dunia

22 November
Kampus UMB Disegel
-Tuntut Percepatan Pilih Rektor


DESEMBER


3 Desember
-Sidang Pembunuhan Berdarah di Kanakea
Yanteks Divonis 20 Tahun

6 Desember
-Gugatan IMAM dan AMANAH Ditolak
PELANTIKAN TAMPIL MESRA SESUAI TAHAPAN

7 Desember
-Kasus Pembunuhan Nofi
Tersangka Akhirnya Dibekuk

13 Desember
Video Mesum "Mafia Ereke" Beredar
- Polisi Tunggu Laporan Masyarakat

14 Desember
Buteng dan Busel Gagal Mekar

26 Desember
Cemburu, Istri Ditebas Hingga Tewas

27 Desember
--Tertimpa Batu Lima Kali Ukuran Eksavator
Operator Eksavator Tewas


28 Desember
Warga Betoambari Tewas Gantung Diri
-Korban Tinggalkan Surat Wasiat

30 Desember
-Risalah Walikota Amirul pada Tahun ke-10
Baubau Pasar Besar, Jangan Kedepankan Politik
(***)

-Kaleidoskop Berita Utama Radar Buton Tahun 2012 (1)

Geger Pembunuhan Berdarah di Kejari Baubau, Gratifikasi KPU Buton Mandek

Oleh: Irwansyah Amunu


SELAMA satu semester tahun 2012, periode Januari hingga Juni, jazirah Buton Raya dikejutkan dengan kasus pembunuhan berdarah di Kantor Kejari Baubau. Awal tahun ini pula digelar PSU Buton, termasuk persiapan hajatan Pilwali Baubau. Yang fenomenal, Terminal Suplai BBM di Sulaa, megaproyek menelan anggaran hampir Rp 1 triliun diresmikan.   


JANUARI

6 Januari
-Kasus Gratifikasi KPU Buton
Jaksa Lapor KPK

    Kejaksaan Negeri Baubau telah memanggil dan memeriksa beberapa saksi dalam perkara gratifikasi di KPU Buton. "Sejak perkara ini ditingkatkan pada proses penyidikan tersangka sudah ada, tetapi belum waktunya untuk diungkap dipublik," tutur Kajari Baubau melalui Kasi Intel, Hijran Safar
    Kejaksaan juga kata Hijran, telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar diketahui kalau perkara ini sementara ditangani kejaksaan sehingga dapat dipantau dan dikontrol. Surat tersebut dikirim ke KPK tersanggal 1 Desember 2011 lalu. "Kalau dalam perjalanannya dinilai atau dianggap lamban atau mandek, maka perkara ini dapat diambil alih pihak KPK untuk ditangani," jelasnya.
    Saksi H La Uku menandatangani Berita Acara Pemerksaan (BAP), Kamis (5/1).

8 Januari
Pengedar Narkoba Dibekuk
    Tiga orang pengedar narkoba berinisial TN, LS, dan YY dibekuk aparat Disres Narkoba Polda Sultra, Sabtu (7/1). Ketiganya dibekuk ditempat yang berbeda. Tersangka TN dibekuk di Pelabuhan Murhum, LS di Kantor Satlantas Polres Baubau, dan YY di kediamannya di Jl Ahmad Yani (tepatnya belakang Star One Bilyar).

9 Januari
Ridwan Zakariah Rombak Kabinet
-71 Pejabat Esolon Bergeser Posisi
    Janji Bupati Buton Utara Drs H Muh Ridwan Zakariah MSi, akan melakukan mutasi jabatan, akhirnya ditepati. Sebanyak 71 orang pejabat esolon II, III dan IV lingkup Pemkab Buton Utara bergeser posisi.

10 Januari
TSK Pembunuhan La Dongki Tewas Dibacok
-Kejadian Berlangsung Cepat di Kantor Kejari Baubau
    Masih dalam proses pemeriksaan tahap kedua, dua tersangka (TSK) pembunuhan La Dongki sudah harus menerima hukuman duluan sejumlah orang tidak dikenal. Tersangka Salim tewas, satunya lagi tersangka Risky kondisinya kritis setelah mendapat bacokan bertubi-tubi. Sementara Herdin salah seorang tersangka kasus lain juga terkena bacokan ditangannya.

29 Januari
-Walikota Amirul Tamim di Kilometer 9
Baubau Menembus Batas
    TAK terasa hari ini, tepat Walikota Amirul Tamim menakhodai Baubau selama sembilan tahun. Meminjam istilahnya Amirul di Kilometer (KM) 9, banyak hal yang telah dilakukan, namun ada pula beberapa catatan yang ia pesankan bagi pemimpin selanjutnya.


FEBRUARI

2 Februari
Ruang Pimpinan DPRD Disegel
    Ketua Komisi II DPRD Baubau, Muh Ishak Zuhur menyegel ruang pimpinan dewan. Penyegelan tersebut dikarenakan sejak pekan ini, ketiga pimpinan tersebut tidak berkantor dan belum mendandatangan surat yang diajukan Komisi II terkait aspirasi masyarakat soal kelangkaan semen di Kota Baubau.
    Ishak mengatakan, penyegelan ruang unsur pimpinan DPRD itu merupakan akumulasi dari kekesalan dan kekecewaan terhadap Ketua, Hasidin Sadif dan Wakil Ketua, La Ode Yasin Mazadu, dan Aris Marwan Saputra yang hingga kemarin belum berkantor. Padahal banyak hal yang harus diselesaikan dan dibahas bersama unsur pimpinan terkait aspirasi rakyat yang diwakili.

7 Februari
AS Tamrin Lepas Jabatan KAPTI-Agraria Pusat
    Drs Teddy Rukfiadi, Kakanwil BPN Provinsi Jawa Barat akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat KAPTI-Agraria periode 2012-2015 menggantikan AS Tamrin pada perhelatan Munas KAPTI-Agraria di Kota Bandung, pekan lalu. Pria yang hobi bermain musik ini terpilih secara aklamasi, setelah salah satu kompetitornya Drs Safirman, Kakanwil BPN Lampung mengundurkan diri dari bursa pencalonan. Hal ini dikarenakan Safirman MM merasa Drs Teddy Rukfiadi lebih pantas untuk memimpin KAPTI kedepan.

10 Februari
-Dirut Pertamina Resmikan TT BBM Baubau
Tercanggih di Intim, Masa Pemeliharaan Setahun
   
Peresmian Terminal Transit BBM tercanggih di kawasan Indonesia Timur (Intim) dilakukan Direktur utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan. Turut hadir dalam peresmian tersebut Jajaran direksi Pertamina, Gubernur Sultra Nur Alam, dan jajaran Muspida Sultra, Walikota Amirul Tamim beserta Muspida Pemkot digelar  di alun-alun Depot PT Pertamina Sulaa, kemarin.
    PT Pertamina (Persero) secara resmi mengoperasikan Terminal Transit (TT) BBM Baubau, Sultra. Fasilitas utama TT BBM Baubau terdiri dari dermaga BBM 35.000 dead weight tons (DWT) dan 6500 DWT untuk loading, unloading, dan bunkering. Plus tangki BBM berkapasitas 100.000 KL, terdiri dari produk solar dan premium. Menelan investasi sekitar US $40 juta yang terdiri dari investasi berdenominasi rupiah sebesar Rp 208,47 miliar dan dolar senilai US$ 16,97 juta. Diharapkan dapat meningkatkan kehandalan pasokan serta mengurangi biaya distribusi BBM di Wilayah Sulawesi.

12 Februari
Hasil Verifikasi, Buteng dan Busel Layak Mekar
-Sjafei Kahar jadi Ketua Forum Percepatan
    Kabar gembira bagi pimpinan DPRD Buton dan masyarakat Buton Tengah (Buteng) dan Buton Selatan (Busel). Pasalnya, DPR RI sudah menyetujui pemekaran dua kabupaten pendukung pembentukan Provinsi Sultra Kepulauan tersebut.
    Hal tersebut seperti diungkapkan, Wakil Ketua DPRD Buton, Aliadi SPd kepada koran ini via telepon selularnya dari Jakarta, kemarin. ‘’Pimpinan DPRD Buton mendapat informasi berharga, bahwa DPR RI sudah menyetujui pemekaran Buteng dan Busel,’’ katanya diujung telepon didampingi Hasmin Ilimi, Ketua Komisi I DPRD Buton, yang juga legialator Partai Golkar itu.

16 Februari
KPU Sultra Tunjuk Pengganti La Biru Cs
    Setelah melalui proses panjang, akhirnya KPU Sultra menelurkan lima komisioner KPU Buton yang baru pengganti La Biru Cs. Masing-masing, Muhammad Rusli Sain AMa, Alimuddin SPd, La Rusuli SH, Yusna SP, dan Tarno SPd.

28 Februari
Kantor DPRD Kembali Dipalang
-Salim: Pembayarannya Masih Terjanggal di Keuangan
    Lahan kantor DPRD Buton kembali dipalang pemilik tanah. Padahal sesuai mediasi dengan pihak Pengadilan Negeri Pasarwajo, lahan tersebut sudah dibayarkan sampai akhir Februari ini.


MARET

19 Maret
-Jelang PSU Buton
Komisioner KPU Belum Lengkap
    "Memang dengan empat anggota ini, tahapan PSU tetap jalan, tapi yang kita harapkan dari anggota yang empat ini tidak ada yang berhalangan, karena kalau ada yang berhalangan, pleno tidak bisa berjalan, sebab kalau hanya tiga yang hadir itu tidak bisa korum rapatnya," La Rusuli, Ketua KPU Buton.

23 Maret
-Keputusan MK
KPU Diperintahkan PSU 22 Mei
    "KPU Buton meneruskan pelaksanaan verifikasi yang telah dilakukan dengan membuat surat ketetapan hasil verifikasi dan menetapkan pasangan calon perseorangan yang memenuhi syarat, serta melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual ulang terhadap pasangan calon yang diusulkan partai politik," M. Akil Mochtar, Hakim Konstitusi.

27 Maret

Mahasiswa Nekat
-Minta SPBU Gratiskan BBM
    Demo kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, Selasa (27/3), mahasiswa Baubau meminta kepada pihak SPBU untuk menggratiskan BBM selama sehari kepada masyarakat. Namun, upaya para mahasiswa tersebut dicekal aparat kepolisian dan TNI yang bersenjata lengkap di luar dan di dalam SPBU Betoambari, milik H Baa.

28 Maret
Pembangunan PLTU Dihentikan
-Karyawan Perusahaan Diusir
    Karena tak kujung diberikan Kopensasi atau aganti rugi lahan oleh pihak perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), masyarakat Tolandona (28/3) mendatangi lokasi tempat pembangunan PLTU di Kahia Sangia Wambulu.


APRIL
2 April
Jadwal PSU Buton Dipercepat
-Dijadwalkan 19 Mei
    BAUBAU - Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilukada Buton akan dilaksanakan lebih cepat dari rencana sebelumnya tanggal 22 Mei. Sesuai jadwal tahapan yang sudah diplenokan komisioner KPU Buton, PSU akan dihelat 19 Mei mendatang.

4 April
H Kamaluddin: Jangan Bupati yang Disorot
    Tudingan Lembaga Wakatobi Information Agency (Waina) terhadap kinerja Pemkab, ditanggapi Kadis PU Wakatobi, H Kamaluddin. Menurutnya, tidak tepat bila Bupati Hugua yang disalahkan, karena pekerjaan proyek tersebar disejumlah instansi teknis. 


13 April
Data Base K1 Dibatalkan
    DPRD Kabupaten Buton menyatakan date base kategori pertama (k1) yang diumumkan beberapa waktu lalu sarat dengan manipulasi data karena ditemukan adanya tenaga magang yang lulus K1 padahal tidak pernah magang. Karena itu, melalui rapat dengan pendapat bersama para kepala SKPD dan seluruh tenaga honorer, penungumuman tersebut dinyatakan terbukti bermasalah. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD BUton, Saleh Ganiru SAg, usai dengar pendapat, kemarin.

22 April
-Kado HUT Buton ke-53 dan Kota Pasarwajo ke-8 
Nasruan: Jangan Sampai Buton Tertinggal

27 April
-PSU Buton Tujuh Pasang
Enam dari Parpol, Satu Independen
   

MEI

3 Mei
Mobil Gubernur Dipalang
-Dari Kabena, Nur Alam ke Talaga
    Kendaraan yang ditumpangi Gubernur Sultra, Nur Alam  dihadang puluhan  warga Kelurahan Lambale dan Barisan Aliansi Pemuda Pelajar Mahasiswa Kabaena.  Mobil bernomor polisi DT I F ini dihadangan di tengah jalan usai menghadiri rapat dengan pihak investor di Kantor Kelurahan Lambale, Kecamatan Kabaena Timur, Rabu (2/5).

14 Mei
Warga Wolio Tewas Dibunuh
-Luka Tusuk di Bahu Tembus Jantung
    warga yang tingal di eks Pasar Sentral Kota Baubau digegerkan penemuan mayat. Diketahui, mayat tersebut Al Amin Malik alias Krimon (35), Warga Kelurahan Tomba, Kecamatan Wolio yang juga tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian. Kapolres Baubau, AKBP Daniel Adityajaya SIk melalui Kasat Reskrim AKP Lerry Tutu SIk membenarkan kejadian tersebut.

20 Mei
Oemar-Bakrie Menang Satu Putaran
-Indo Barometer: AYO Sempat Memimpin
    Berdasarkan data yang dilansir tiga lembaga survei, Pemilihan Suara Ulang (PSU) atau Pilkada Ulang Buton yang digelar akhir pekan lalu, pasangan Samsu Umar Abdul Samiun SH dan Drs La Bakri MSi atau dikenal dengan sebutan Oemar-Bakrie menang satu putaran.
    Direktur Komunikasi dan Media Analisis PT Lingkaran Jurnal Indonesia (LJI), Dedi Alamsyah menguraikan hasil hitung cepat yang dilakukan institusinya, Oemar-Bakrie 35,86 persen, unggul dari Agus Feisal-Yaudu Salam Ajdo (AYO) 32,17 persen, disusul DR Azhari-H La Naba Kasim (Gema Azan) 19.84 persen, Uku-Dani 5.75 persen, Yasin Wilson-Abdur Rahman 5.59 persen, Ali La Opa-La Diri 0.79 persen, Djaliman Madi-Saleh Ganiru 0,43 persen.

25 Mei
Keberatan IMAM-SALEH tidak Sah
-Djaliman Merasa Dikhianati
    Keberatan Hasan Adia dalam pleno rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Suara Ulang (PSU) Buton, Selasa (22/5) berbuntut panjang. Pasalnya Djaliman Mady sebagai pihak yang menerima undangan dari KPUD tidak pernah mengeluarkan mandat kepada seorang pun sebagai saksi untuk menghadiri pleno rekpitulasi dan pleno penetapan bupati terpilih.


JUNI

4 Juni
-Rapimcab DPC PPP Baubau Usung Calon Walikota
Amril Tamim Aklamasi
    Tujuh PAC PPP Baubau secara aklamasi merekomendasikan Mz Amril Tamim untuk diusung menjadi calon Walikota Baubau periode 2013-2018, dalam acara Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Baubau yang digelar di Nirwana Beach Village. Tujuh PAC itu datang dari Kecamatan Murhum, Betoambari, Wolio, Sorawolio, Kokalukuna, Bungi, dan Lea-Lea.

10 Juni
-HUT Radar Buton ke-4
Tahun Ini Bangun Gedung Percetakan
    Jalan Sehat memeriahkan HUT Radar Buton ke-4 berlangsung meriah. Ribuan warga Baubau tumpah ruah mengikuti acara yang dimulai sekitar pukul 06.30 Wita tersebut.

11 Juni
-Sidang Perdana Pembunuhan Safaruddin
Keluarga Korban Histeris
    Dalam sidang pertama, tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan para terdakwa secara bertahap. La Jina merupakan terdakwa pertama dihadirkan dihadapan majelis hakim yang dipimpin Sutarno SH MH untuk mendengarkan dakwaan JPU.
    Setelah pembacaan dakwaan terhadap terdakwa La Jina, tim JPU menghadirkan tiga terdakwa lain, Mustamin alias Jinu, Adi alis Adi (23) dan Inrafi alias Mako (29). Setelah sidang dakwaan ketiganya, jaksa lalu menghadirkan terdakwa terakhir, La Ode Maman alias Maman.

27 Juni

Pembunuhan di Kanakea Seret Tersangka Baru
-Jaksa Terima Tahap Dua di Lapas
    Adalah La Ode Yamin alis Yanteks menjadi TSK ke enam yang ditetapkan penyidik kepolisian. Bahkan berkasnya telah dinyatakan lengkap atau P21.(bersambung)

Minggu, 23 Desember 2012

Hebatnya Mafia

Catatan: Irwansyah Amunu


BELUM ada aduan. Inilah yang membuat buntu kasus "mafia ereke".

Hingga kini aparat Polisi belum bisa mengusut kasus tersebut. Padahal video mesum berdurasi 5,28 menit itu sudah membuat geger dan meresahkan masyarakat Buton Utara (Butur).

Bahkan adegan mesum yang dipertontonkan dalam video tersebut sudah diendus Polisi, dan anggota dewan. Sayangnya hal itu belum cukup membuat kasus tersebut masuk di ranah hukum. Polisi beralasan, jika masuk dalam domain hukum, video "mafia ereke" tersebut tergolong delik aduan. Jadi, selama belum ada yang melaporkan, maka belum bisa diusut.

Sementara dewan, hanya bisa mengutuk. Selanjutnya mengungkapkan keprihatinannya. Ya, prihatin seolah telah menjadi salah satu "fungsi" dewan. Selain tiga fungsi lainnya, pengawasan, anggaran, dan legislasi.

Ditengah kebuntuan tersebut, hendaknya tokoh masyarakat, agama, pemuda, atau elemen lainnya yang peduli dengan kondisi moral generasi turun tangan. Bila tidak, persoalan tidak selesai.

Disisi lain, efek jera bagi yang melakukan juga tidak ada. Sehingga terbuka peluang kasus lainnya serupa terulang.

Sekadar membandingkan, Nazriel "Ariel" Irham (Ariel Peterpan) yang video mesumnya dengan artis papan atas, sudah mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia sudah meringkuk di Hotel Prodeo selama 3,5 tahun penjara dan denda Rp250 juta karena terbukti membuat dan menyebarkan video rekaman pornografi.

Hakim antara lain mengatakan Ariel sedikitnya terbukti bersalah atas pasal 56 KUHP tentang perbuatan kejahatan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyebarluaskan materi tindakan asusila.

Sebelumnya, dalam persidangan, Ariel dijerat sejumlah pasal. Terdiri dari, pasal 4 UU Pornografi terkait dengan tindakan memproduksi materi pornografi. Pasal 27 UU Informasi Teknologi yang berbunyi: Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Plus Pasal 282 KUHP, tentang kesusilaan.

Ini sekaligus memberikan gambaran, tidak ada yang kebal hukum di negeri ini. Publik figur pun harus meringkuk di balik jeruji besi. Apalagi hanya level "mafia ereke". Tentu tangan hukum akan lebih mudah lagi menyentuhnya. Kemudian, dengan sejumlah "amunisi" pasal tersebut, apakah masih membutuhkan aduan dari masyarakat untuk membidik sang "mafia"?

Semoga hal tersebut mampu menjawab kegalauan publik, lebih hebat mana: "mafia ereke" atau hukum?(one.radarbuton@gmail.com)

Dewan dan Pemekaran

WARGA Wawonii marah. Mereka menilai anggota dewan yang harusnya memperjuangkan aspirasi rakyat, tidak becus. Indikatornya, daerah otonom baru (DOB) Kabupaten Konawe Kepulauan yang mereka idamkan kandas.

Maka itu, mereka menuntut pertanggungjawaban wakil rakyat di DPRD yang dinilai merupakan biang kerok kegagalan. Tidak tanggung-tanggung, bukan hanya mengamuk, mereka juga menduduki dewan, termasuk membakar Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya untuk melampiaskan kemarahan.

Kita tentu bertanya, haruskah selalu rakyat murka baru aspirasinya di dengar? Apakah mesti ada korban yang jatuh kemudian para pemangku kepentingan peka dengan keinginan masyarakat?

Pasti kita tidak mau semua itu terjadi. Toh yang rugi, kita sendiri.
Maka itu, hendaknya para pemangku kepentingan yang diberikan mandat untuk mengurus pemenuhan kebutuhan rakyat lebih sigap, dan tanggap. Kalau semua itu dilakukan, tidak ada alasan rakyat marah. Apalagi sampai melakukan hal yang anarkis.

Persoalannya sekarang, rakyat di Sultra memiliki pembanding. Di daerah Bumi Anoa ini, dari sekian banyak yang diusulkan untuk dimekarkan, yang dikabulkan hanya Kolaka Timur. Daerah yang sebelumnya merupakan teritorial Buhari Matta tersebut, kini menjadi DOB, pisah dengan induknya, Kabupaten Kolaka.

Selebihnya, mulai dari Kabupaten Konawe Kepulauan, Buton Tengah (Buteng), Buton Selatan (Busel), Muna Barat, dan Kota Raha, gagal. Beda rasa itulah yang melecut masyarakat Wawonii menggugat wakil rakyat.

Dan bola salju tersebut terus menggelinding. Belum lama ini giliran mahasiswa Mawasangka berdemonstrasi menuntut pemekaran Buteng direalisasi. Bukan hanya itu, rumah salah seorang anggota dewan pun tak luput dari keisengan, dilempari oleh orang tak dikenal.

Sekadar menggambarkan, harapan pemekaran telah sampai di ubun-ubun rakyat. Bukan saja Wawonii, tapi juga empat calon DOB lainnya. Apalagi deadline pemekaran baru dari Senayan hingga April tahun depan.

Pendeknya waktu tersebut membuat emosi rakyat mudah terpantik. Antara harapan dan kenyataan pemekaran terus berkecamuk. Terakhir, apakah pemekaran hanya menjadi harapan yang tak berujung? Ataukah berakhir menjadi kenyataan?

Jawaban semua itu kembali kepada stakeholder terkait. Bukan hanya legislatif, tapi juga esksekutif yang akan dimintai pertanggungjawaban. Maka itu, jangan tunggu rakyat marah. (***)

Senin, 17 Desember 2012

Semangat (Pemekaran) Saja tidak Cukup

AKHIRNYA masyarakat Buton Tengah (Buteng) dan Buton Selatan (Busel) harus mengurut dada. Pasalnya, dua calon daerah otonom baru (DOB) yang diusulkan mekar dari induknya, Kabupaten Buton, belum diaminkan anggota dewan di Senayan.

Dari 19 yang diajukan, hanya tujuh DOB yang mekar, satu diantaranya dari Sultra, yakni Kabupaten Kolaka Timur.

Kalau mau jujur, dibandingkan Kolaka Timur, pemekaran Buteng dan Busel lebih jor-joran isunya. Ini dengan melihat wacana di masyarakat. Plus dijadikan sebagai alat kampanye saat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2009 lalu.

Namun setelah melewati jalan yang panjang, akhirnya dua calon DOB tersebut kandas. Menariknya, sebelum DPR RI melakukan paripurna, sempat terjadi polemik di Senayan. Persoalan Buteng mencuat karena masalah ibukota.

Ada keinginan untuk menggeser ibukota ke Mawasangka. Padahal sebelumnya, diusulkan di Wamengkoli.

Namun, kalau ini dijadikan alibi, pertanyannya, kenapa Busel dalam pengusulannya berjalan mulus, namun gagal juga? Bukankah kalau tanpa masalah, harusnya lolos? Tapi yang terjadi Busel pun kandas.

Dari sini, kita bisa menarik kesimpulan, ibukota bukan merupakan faktor kunci kegagalan pemekaran Buteng. Apalagi Busel.

Maka itu, semua pihak harus melihat kekurangan tersebut sebagai "PR" bersama yang harus diselesaikan. Bila tidak, pemekaran Buteng dan Busel hanya mimpi belaka. Dan kalau keduanya tidak bisa menjadi DOB, maka Provinsi Buton Raya pun hanya akan menjadi cita-cita hampa, tanpa realita yang bakal tercipta.

Paling penting, pemekaran Buteng dan Busel tidak cukup hanya dengan mengandalkan semangat belaka. Tapi dibutuhkan tenaga dan dana yang lebih kuat lagi.

Semua ini akan tercipta, kalau semua komponen kompak, mulai dari masyarakat lapis bawah sampai ke eksekutif dan legislatif. Jadikan perbedaan sebagai kekuatan. Bila tidak, pemekaran hanya akan menjadi dongeng pengantar tidur bagi anak cucu kita. Hhhhh.(***)

"Kambing Hitam" Pemekaran

Catatan: Irwansyah Amunu



"BOM waktu" itu akhirnya meledak. Persoalan ibukota yang sejak awal menghimpit dalam pemekaran Buton Tengah (Buteng) mengemuka di Senayan.

Parahnya lagi, hal tersebut muncul pada saat detik-detik akhir anggota Komisi II DPR RI mengambil keputusan. Akhirnya, Buteng gagal menjadi daerah otonom baru (DOB).

Menariknya, kendati proses perjuangan pemekaran Buton Selatan (Busel) mulus, namun nasibnya sama dengan Buteng. Keduanya gagal.

Kamis malam (13/12), sembilan fraksi di Komisi II DPR, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dan Komite I DPD RI sepakat. mengajukan tujuh dari 14 RUU DOB ditetapkan pada sidang paripurna DPR RI, Jumat (14/12).

Menariknya dari tujuh DOB itu, hanya satu dari Sultra yang dikabulkan, yakni Kabupaten Kolaka Timur. Padahal DOB yang lepas dari induknya, Kabupaten Kolaka ini dalam perjuangannya terkesan tanpa tenaga. Namun hasilnya luar biasa.

Bandingkan dengan Buteng dan Busel, dalam perjuangannya penuh warna warni. Segala daya dikerahkan untuk membuat Buteng dan Busel lahir sebagai "bayi kembar". Hasilnya, masih harus menunggu tahun depan. Semoga keduanya bisa mekar.

Tidak usah mencari "kambing hitam" siapa yang membuat kegagalan tersebut terjadi. Sebab, hal tersebut hanya semakin memperlebar jurang pemisah antara masyarakat di calon DOB.

Toh DPR dan Pemerintah Pusat menunda menggolkan Buteng dan Busel tentu dengan banyak pertimbangan. Masih ada variabel yang belum dipenuhi. Bukan hanya semata-mata persoalan ibukota.

Maka itu, hikmah perlu dipetik, lengkapi segala kekurangan yang membuat Senayan dan Pemerintah Pusat menunda dua daerah penyangga persyaratan pemekaran Provinsi Buton Raya tersebut. Jangan sampai pemekaran hanya akan menimbulkan masalah yang tak berujung, misalnya persoalan aset, dana hibah, dan ibukota. Sebab, ada daerah yang sudah mekar, namun hingga kini masalah tersebut belum juga selesai.

Apalagi, dalam paripurna Mendagri Gamawan Fauzi sudah memberikan "lampu kuning". Menurutnya, banyak DOB hasil pemekaran kinerjanya belum memuaskan. Pemerintah telah mengawasi ratusan DOB sejak 1999 hingga 2009 yang terdiri dari tujuh provinsi, 164 kabupaten dan 34 kota.

Mantan Gubernur Sumbar ini menyatakan, secara keseluruhan hasil evaluasi itu dari sisi faktor peningkatan perekonomian dan kesejahteraan serta tata kelola pemerintahan, belum terlalu memuaskan.

Karena proses DOB belum memerhatikan aspek teknis pemerintah. Sikap dan prilaku penyelenggara pemerintahan daerah kurang berorientasi kepada kepentingan masyarakat kendati pemerintah sudah melakukan langkah memerkuat kapasitas penyelenggara pemerintah daerah.

Maka itu, pihak Pemerintah mengusulkan dilakukan penataan DOB, tidak hanya pembentukan, tapi juga penghapusan, penggabungan dan penyesuaian.

Kalau sudah begini, berhenti "bersilat lidah". Tidak usah cari "kambing hitam". Jangan sampai Buteng dan Busel tinggal kenangan.(one.radarbuton@gmail.com)

Selasa, 11 Desember 2012

Generasi Galau

Catatan: Irwansyah Amunu

ENTAH apa yang sedang merasuki batin masyarakat. Yang jelas, beberapa hari terakhir, Radar Buton memuat sejumlah berita yang berkutat soal perbuatan tidak senonoh dan menjadi trending topic (bahan perbincangan).

Pertama, kasus pemerkosaan yang dilakukan seorang bapak kepada anaknya di Buton Utara (Butur). Parahnya lagi hal tersebut sudah dilakukan beberapa kali. Belakangan ketahuan anaknya sudah hamil beberapa bulan ketika diperiksa di Puskesmas.

Begitu diendus publik, sang Bapak yang harusnya menjadi pelindung buah hatinya tersebut, kabur. Hingga kini, dia berstatus buronan Polisi.

Kedua, kasus pencabulan yang dilakukan terhadap bocah di bawah umur. Hal ini juga terjadi di Butur. Dan sampai sekarang, pelakunya buron.

Ketiga, perkosaan yang dialami seorang ibu di Raha, Muna. Tersangkanya tiga orang. Seorang ditangkap, namun dua diantaranya juga masih buron.

Total, empat orang kini menjadi buruan Polisi. Dengan kasus yang sama.

Bila membaca kondisi sosiologis masyarakat, gejala baru yang muncul sekarang adalah lahirnya generasi galau. Betapa tidak, ketika syahwatnya tersulut, dengan mudahnya disalurkan. Membabi buta dan melanggar hukum pula. Naudzubillah.

Bagaimana tidak dikatakan membabi buta, bila syahwat disalurkan kepada darah daging sendiri? Bukankah seorang ayah harus melindungi anaknya? Bukan malah menerkam anaknya sendiri.

Soal ini, saya teringat kalimat bijak: Harimau tidak mungkin memangsa anaknya sendiri. Bayangkan, Harimau, hewan, tidak punya akal, ogah makan darah dagingnya. Beda dengan kita, manusia. Punya akal. Tapi kenapa kelakuannya malah lebih rendah dari binatang.

Soal ini pula saya teringat petuah sahabat, melihat ragam kejahatan yang terjadi sekarang, kata dia: Setan tidak lama lagi minta pensiun ke Tuhan. Kenapa? Karena tugas-tugasnya sudah diambil alih manusia.

***

Lama menunggu tertangkapnya empat buron kasus pemerkosaan tersebut. Tiba-tiba masyarakat Baubau dan Buton dikejutkan dengan kasus pembunuhan sadis yang menimpa Nofi, yang dilakukan pacarnya La Juma alias Awat. Mahasiswi tersebut tewas secara mengenaskan dengan leher digorok.

Kalau betul di rahim korban telah bersemayam janin, maka tersangka membunuh dua nyawa. Walaupun belakangan pihak Polisi mengatakan mengenai hal tersebut harus dibuktikan dengan cara autopsi.

Menarik dari kasus ini, sejumlah mahasiswa minta pelakunya dihukum mati. Salah satu pertimbangannya, cara tersangka menghabisi nyawa korban secara kejam.

Salah seorang rekan mengatakan, memang seharusnya hukuman berat diberikan kepada tersangka. Dengan demikian, fungsi hukum yang memberikan efek jera bisa terpenuhi. Bila tidak -dengan memberikan hukuman rendah- malah akan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa.

Lagi pula mereka melihat, sejalan dengan ancaman pasal yang didakwakan, harga nyawa setara 15 tahun penjara .

Kalau sudah begini, rakyat akan selalu dibayang-bayangi kecemasan. Dan generasi galau masih akan tumbuh. Apakah ini pilihan kita? (one.radarbuton@gmail.com)

Senin, 03 Desember 2012

Haram Menerima Gelar Ksatria Salib


HTI Press, Baubau. DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Baubau menggelar bedah Tabloid Media Umat (MU) dengan tema “SBY Ksatria Salib Agung” dihadiri para tokoh masyarakat dan pemuda dari Baubau dan Pasarwajo, di aula gedung MAN, selasa malam (27/11). Dalam sambutanya, Ketua DPD II Baubau, Haerudin SH menjelaskan bedah media umat ini sangat penting untuk memberikan kesadaran umum bagi masyarakat terkait masalah kondisi skala dunia khususnya Indonesia, dari seluruh aspek dengan memberikan solusi tuntas yakni syariah dan khilafah.
Menurutnya, di zaman modern saat ini sebagian media sangat jarang ditemukan yang independen apalagi dalam kapasitas media nasional karena disokong dengan kepentingan.
Acara yang dipandu Andika Bayangkari ini menghadirkan narasumber Irwansyah Amunu dengan menguraikan sejarah pemberian gelar ksatria salib agung. Dijelaskan gelar ini merupakan kasta tertinggi di Inggris Raya, ritual itu dimulai sejak abad pertengahan tahun 1128, terinspirasi mandi dalam pembastian dan gelar ketaatan pada gereja anglikan atau konsep trinitas (tiga kekuatan tuhan menyatu dalam satu).
Mengapa jasa itu diberikan kepada SBY? Menurut Irwansyah, Indonesia merupakan negera kedua yang memberikan sumbangsi ekonomi bagi Inggris. “Tidak Ada Makan Siang Gratis,” katanya.
Terbukti lanjutnya, beberapa saat proyek gas tangguh tiga di teluk Bintuni Papau diberikan kepada British Potro leum Plc (BP) perusahaan Inggris tanpa melalui proses tender yang sebelumnya juga menguasai di lokasi satu dan dua. “Ini semua hanya melanggengkan kepentingan imprialisme (penjajah) meskipun sekarang tidak dijajah secara fisik, tetapi secara pemikiran, ekonomi, politik dan lainnya, dan lebih parahnya lagi kita harus sadar Inggris adalah negara yang menghancurkan negara Khilafah, negara yang berdasarkan syariah-khilafah di Turki tahun 1924,” tandasnya.
Sementara itu narasumber kedua Redaktur MU, KH M Shidiq Al Jawi mengupas terkait hukum menerima gelar “Ksatria Salib Agung” menurut Syariah.  Menurutnya gelar tersebut haram hukumnya disebabkan pertama, bertentangan dengan kemurnian akidah Islam. Kedua, yang menerima termaksud menyerupai kaum tersebut. Ketiga, sikap loyal kepada kaum kafir.
Kesimpulanya kata pria berkacamata ini, tindakan SBY menerima gelar “Ksatria Salib  Agung, adalah haram secara syariah Islam dan merupakan dosa besar yang akan dimintai pertanggungjawabanya oleh Allah, SWT di hari kiamat kelak.
Hadir dalam acara ini, tokoh masyarakat, intelektual, tokoh pemuda Kota Baubau dan Pasarwajo, Kabupaten Buton. Dalam sesi diskusi beberapa peserta mempertanyakan status gelar tersebut diantaranya Samsul Supu, Jamil, Amrin dan beberapa tokoh intelektual lainya.[http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/29/haram-menerima-gelar-ksatria-salib/]
 

Senjata para Jenderal


Catatan: Irwansyah Amunu

PUAS. Itulah kesan yang saya alami selama dua hari mengikuti Workshop Redaktur Pelaksana (Redpel) Fajar Grup bertajuk: Menangkap dan Memanej isu serta Penguatan Pemberitaan dalam Segala Sesana sejak Rabu (28/11) lalu di Denpasar, Bali.

Betapa tidak, dua pembicara yang mengisi acara tersebut memberikan banyak masukan untuk perbaikan manajemen, konten, dan tetek bengek soal redaksi. Tidak tanggung-tanggung, nara sumbernya merupakan wartawan senior dari media nasional ternama, Masmimar Mangiang (Tempo) dan  Arief Santosa (Jawa Pos).

Syukriansah S Latif, Pemred Harian Fajar ketika membuka acara mengatakan workshop tersebut penting karena Redpel merupakan "jantung" media. Mereka merupakan "jenderal" yang memberikan komando kepada redaktur dan reporter untuk memanajemen isu agar media tetap survife dan dicintai pembaca.

Maka itu, workhop tersebut merupakan sarana agar para "jenderal" memperoleh "senjata" baru.

Sebagai gambaran, peserta workshop antara lain dari Radar Buton, Fajar, FajarTv, Fajar Pendidikan, Kendari Pos, Kendari Ekspres, Rakyat Sulsel, Palopo Pos, Berita Kota Makassar, Radar Ambon, Ambon Ekspres, Radar Bone, Gorontalo Pos, dan Timor Ekspres.

Pemateri menyadari, gambaran yang diungkapkan dalam worshop  merupakan hal yang ideal. Realitasnya sangat jauh berbeda dengan kondisi media di daerah. Misalnya bagaimana manajemen redaksi, penggarapan isu, berita investigasi, feature, dan konten berita lainnya, termasuk pembenahan SDM. Rasanya gambaran yang diberikan dengan kondisi media di daerah sangat jauh bedanya.

Semua peserta juga meraskan kondisi yang sama, kenyataan di medianya masing-masing dengan materi yang disampaikan bedanya antara langit dan bumi.

Sekadar membandingkan, untuk membongkar kasus yang tejadi di BPN Jatim, Jawa Pos menurunkan seorang reporter berbulan-bulan untuk melakukan investigasi. Begitupun soal kasus ijazah instan yang kerap digunakan oknum anggota dewan.

Berapa anggarannya? Jangan tanya lagi, puluhan juta rupiah.

Ketika beritanya diluncurkan, meledak. Menjadi berita besar di Jatim. Bahkan beberapa orang yang terlibat di dalamnya harus dipenjara.

Bagaimana dengan Radar Buton? Mungkin satu contoh yang relefan, kasus asuransi kesehatan miskin (Askeskin) di RSUD Baubau. Saat itu menjadi kasus nasional. Bedanya, ketika diangkat ke permukaan, tidak sampai membutuhkan biaya investigasi.

Walau begitu, terkait bekal materi workshop, ada semangat yang sama memancar dari seluruh peserta, perbaikan redaksi akan dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pembaca. Bila tidak, media akan semakin ketinggalan pembaca.(one.radarbuton@gmail.com)