Minggu, 26 Mei 2013

Resume Kominfo terhadap RKPD Kota Baubau dalam Kendali Tamrin-Maasra (1)

Output TAMPIL, Visi Maju, Sejahtera, dan Berbudaya

TIDAK bisa ditampik, untuk menjelaskan arah Kota Baubau ke depan, semuanya berpijak pada arahan Walikota AS Tamrin dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Baubau 2014. Bagaimana Badan Kominfo Perpustakaan, Arsip dan Pengolahan Data Kota Baubau menguraikannya? Berikut resume Kepala Badan Kominfo Perpustakaan, Arsip dan Pengolahan Data, Drs Muhammad Amsir Afie MSi.


Laporan: Irwansyah Amunu, Baubau     


AMSIR Afie menjelaskan, kerangka logis pembangunan Kota Baubau 2013-1018, paradigma nasionalnya, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, PP, Perda, RPJMN, RPJMD, dan RPJMK. Inputnya, tiga hal, pertama; subyeknya, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Kedua, Obyeknya, SDM (seluruh dan seutuhnya), infrastruktur (sarana dan prasarana), ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal, dan
budaya. Ketiga, metodenya: legislasi, regulasi, koordinasi, sosialisasi, fasilitasi, aspirasi, demokrasi, komunikasi, partisipasi, revitalisasi, dan reaktualisasi.

Dari semua itu, outputnya TAMPIL (Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah, Lancar). "Tujuannya MESRA, Kesejahteraan masyarakat seluruhnya lahir dan batin," bebernya seraya menyatakan tiga input sebelumnya dipengaruhi lingkungan global, nasional, regional, dan lokal.

Sebelum berbicara lebih jauh, mantan Kasat Pol PP ini menuturkan, menuju masa depan Kota Baubau, harus memperhatikan kondisi kekinian Kota Baubau. Misalnya dengan melihat peran Baubau dalam konteks nasional. "Secara geografis, Kota Baubau berada pada posisi strategis, mengingat bearad di tengah-tengah NKRI, sehingga memberikan kontribusi sebagai daerah transit antara kawasan Barat Indonesia dan kawasan Timur Indonesia (lebih dari 20 kali/bulan kapal Pelni singgah di Baubau, dengan penumpang turun naik 600-800 orang)," urainya.

Kemudian, sejak berabad-abad yang lalu dikenal sebagai masyarakat pelaut sehingga masyarakatnya tersebar diberbagi penjuru nusantara (teramsuk sebagai empat etnis pelaut ulung di Nusantara selain etnis Bugis, Makassar, dan Madura). Secara signifikan, turut memberikan sumbangan sebagai pusat akumulasi produk-produk hasil kelautan dan perikanan yang dibawa ke kawasan barat, serta mendistribusikan produk-produk manufaktur ke kawasan Timur Indonesia sehingga memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.

Lantas, sebagai salah satu daerah tujuan awal bagi masyarakat korban konflik sosial maupun bencana alam, bisa dilihat dengan fakta diantaranya kerusuhan Ambon, Timor Timur, Poso, dan banjir Wasior di Papua. Sebagai penyumbang kekayaan dan keanekaragaman budaya bangsa, dibuktikan dengan kekayaan budaya sejarah, situs-situs kuno, falsafah dan nilai-nilai luhur yang masih terpelihara).

Selain itu, Amsir menyatakan perlu pula dilihat peran Baubau dalam konteks regional Sultra. Diantaranya, salah satu pusat layanan jasa dan perdagangan untuk wilayah-wilayah sekitar. Outlet dan inlet bagi wilayah sekitar sehingga menjadi lokomotif sekaligus trigger/pengungkit pembangunan bagi wilayah hinterland, wilayah sekitar Baubau, antara lain Kabupaten Buton, Bombana, Butur, Muna, dan Wakatobi.

"Daerah alternatif pilihan untuk melanjutkan pendidikan bagi anak sekolah yang berasal dari wilayah sekitar Baubau," terangnya. Dibuktikan dengan APK SMP 136 persen, berarti siswa SMP berasal dari luar Baubau berkisar 36 persen. APK SMA 146 persen, dengan demikian siswa SMA dari luar Baubau berkisar 46 persen. Terdapat tujuh perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa sekitar 11.689 mahasiswa.

Hal lain, RSUD berfungsi sebagai rujukan pelayanan kesehatan. Lebih kurang 60 persen pasien berasal dari luar Kota Baubau. Sebagai titik tumbuh perekonomian regional. Pusat peradaban Kesultanan wolio masa lalu yang hingga kini situs bangunan fisik masih terpelihara, serta nilai-nilai luhur kemasyarakatan terjaga dengan baik. "Tidak kalah pentingnya, tahun 1952, pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Sultra, dengan wilayah yang sama dengan Provinsi Sultra saat ini," terang Amsir.

Nah, dari semua itu, kondisi kekinian Kota Baubau karakteristiknyaterdiri dari dua, perkotaan dan pedesaan. Pertama, sebagian wilayah yang memiliki karakteristik perkotaan dengan ciri aktivitas masyarakatnya adalah perdagangan dan jasa. Wilayah ini meliputi Kecamatan Wolio, Murhum, Batupoaro, sebagian wilayah Betoambari dan Kokalukuna, Bagian Wilayah Kota (BWK) I, II, III, dan IV.

Kedua, sebagian wilayah memiliki karakteristik pedesaan dengan ciri aktivitas pertanian dalam arti luas, perkebunan, kehutanan, perikanan, pertanian, dll. Wilayah ini meliputi Kecamatan Bungi, Lealea, Sorawolio, sebagian Kokalukuna, BWK V, VI, dan VII.

Maka itu, kata Amsir, visi Kota Baubau yang dicanangkan duet Walikota-Wawali, AS Tamrin-Wa Ode Maasra Manarfa terdapat tiga kata kunci, maju, sejahtera, dan berbudaya.

Baubau yang maju, artinya pembangunan Kota Baubau lima tahun mendatang diarahkan untuk terlaksananya pembangunan disegala bidang yang menjamin percepatan pertumbuhan guna terciptanya pemerataan dan terciptanya daya saing daerah. "Yang didukung, SDM berkualitas, infrastruktur yang mantap, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan, dan pengarusutamaan gender. Yang didukung pula oleh penciptaan iklim demokrasi konstitusi yang memadai melalui penegakkan hukum dan HAM untuk menjamin rasa aman dan keadilan masyarakat melalui keikutsertaan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya," ulasnya.

Baubau yang sejahtera, kata dia, pembangunan lima tahun mendatang diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kota untuk mendorong pemenuhan kebutuhan dasar pokok masyarakat serta terbukanya akses bagi sumber-sumber penghidupan dan kehidupan yang layak bagi selurih lapisan masyarakat untuk peningkatan taraf hidupnya. Peningkatan pendapatan yang berpijak pada penciptaan kebijakan peluang usaha dan investasi yang memadai dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan dan kepentingan untuk semua. Peningkatan produktivitas melalui penguasaan dan penerapan serta inovasi teknologi yang didukung pengembangan infrastruktur perkotaan yang memadai. Untuk mendorong keunggulan komparatif daerah sebagai kota dagang, pelayanan jasa, transit dan pariwisata yang didukung oleh kebijakan optimalisasi pemanfaatan keuangan daerah yang efektif dan efisien.

"Baubau yang berbudaya, pembangunan Kota Baubau lima tahun mendatang diarahkan untuk meningkatkan pencitraan dan popularitas budaya lokal dalam tata pergaulan masyarakat. sekaligus mewujudkan identitas Kota Baubau sebagai Kota Budaya yang memiliki nilai-nilai luhur yang masih sangat relevan dalam tata kehidupan moderen saat ini dan merupakan perekat pergaulan sosial. Dengan mengedepankan kenyamanan dan suasana yang kondusif serta produktif untuk menuju tatanan pergaulan kehudupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik," ulasnya.(bersambung)