Selasa, 28 Mei 2013

Resume Kominfo terhadap RKPD Kota Baubau dalam Kendali Tamrin-Maasra (2-Selesai)

Kembangkan Infrastruktur, Bangunan Ekonomi Kerakyatan Basis Keunggulan Lokal


KEPALA Badan Kominfo Perpustakaan, Arsip dan Pengolahan Data Kota Baubau, Amsir Afie menyatakan strategi empat pilar pembangunan Kota Baubau, SDM, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, dan budaya harus memiliki arah dan kebijakan. Berikut ini penuturannya.

Laporan: Irwansyah Amunu, Baubau       



AMSIR menyatakan misi pembangunan Walikota-Wawali, AS Tamrin-Wa Ode Maasra Manarfa, mewujudkan Kota Baubau yang Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah, Lancar (TAMPIL) untuk MESRA (mensejahterakan rakyat) seluruhnya lahir dan batin.

"Strategi empat pilar, SDM, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, dan budaya," cetusnya.     
 

Terkait arah dan kebijakan pembangunan empat pilar pembangunan Kota Baubau, pertama, peningkatan kualitas SDM, yaitu peningkatan Imtak, Iptek, profesionalisme guna menjawab tantangan pembangunan. Mencakup pembangunan manusia seluruhnya dan seluruhnya. "Seluruhnya; Dari Sulaa hingga Wanajati, dari Gonda hingga Pulau Makassar, meliputi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang suku, ras, etnis, agama, golongan, petani, pedagang, nelayan, buruh, pegawai, pengusaha, tua-muda, laki-perempuan semuanya mendapatkan porsi dalam pembangunan secara adil dan proporsional. Seutuhnya; Membantuk manusia yang paripurna," bebernya.  

Kedua, pengembangan infrastruktur perkotaan. Yaitu pemenuhan infrastruktur layanan dasar masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan SDA berkelanjutan, serta menciptakan suasana kota yang indah dan bersih.

Ketiga, pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal, yaitu peningkatan daya saing ekonomi daerah, pemerataan peluang usaha, pengembangan kemitraan antar pelaku usaha, sekaligus menanggulangi kemiskinan.

Keempat, pengembangan nilai budaya lokal dalam tatanan kehidupan sosial. Yaitu terciptanya kehidupan sosial yang humanis, manunjang dan meletarikan nilai-nilai luhur budaya, dan kelembagaan adat, serta mendorong pariwisata budaya yang berdimensi ekonomi kreatif.


Lebih rinci lagi, Amsir mengulas, arah dan kebijakan pembangunan 2013-2018, pilar pertama, peningkatan kualitas SDM. Program prioritas antara lain, penerapan Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan wajib belajar sembilan tahun. Pengembangan sekolah kejuruan sesuai dengan potensi dan karakteristik Kota Baubau dan sekitarnya. Peningkatan kehidupan beragama (pemberian insentif bagi guru ngaji, mengaktifkan majelis taklim, dan insentif perangkat masjid. Pengembangan Iptek terapan melalui kerjasama riset dengan berbagi pihak antara lain perguruan tinggi, dan balai riset. Peningkatan kualitas aparat pemerintah, melalui pendidikan formal dan non formal, bentuknya antara lain pendidikan S2, S3, diklat penjenjangan, dan fungsional. Peningkatan pelayanan kesehatan, melalui upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif.

Pilar ke-2, pengembangan infrastruktur. Program prioritas antara lain, pengembangan layanan dasar perkotaan seperti prasarana jalan, air bersih, dan kelistrikan. Penataan lingkungan perkotaan misalnya pembuatan taman perkotaan, dan penataan lingkungan pemukiman. Pengentasan secara bertahap kawasan kumuh, terutama kawasan bantaran sungai, pesisir, dan pinggiran sungai melalui perbaikan drainase, jalan setapak, menjadikan laut dan sungai sebagai halamn depan.

Lantas, bantuan sertifikasi tanah bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Penerapan pinsip-pinsip Kota Hijau (Pembangunan Berkelanjutan), yaitu pemanfaatan SDA secara optimal mungkin. Penggunaan wilayah perkotaan sesuai dengan fungsinya, yaitu terdiri dari tujuh BWK dengan masing-masing memiliki fungsi utama dan pendukung.

Pilar ke-3, pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal. Program prioritas antara lain,
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka dibutuhkan iklim usaha berinvestasi yang kondusif, melalui pemberian insentif pelayanan perizinan bagi investor dan membangun kemitraan dengan UKM-UKM lokal dengan prinsip-prinsip pro-poor, pro-job, dan pro-environment.

Penguatan modal usaha untuk usaha kecil mikro (UKM), antara lain melalui koperasi kerjasama perbankan, program PNPM Mandiri Perkotaan, dan PPMK. Penataan, pembinaan, dan keterampilan usaha bagi PKL, seperti pedagang di Pantai Kamali, wantiro, usaha kuliner di stadion, dan pasar buah. Penataan dan pembinaan pedagang di pasar induk seperti Pasar Karya Nugraha dan wameo.

"Infrastruktur pendukung ketahanan pangan seperti pembenahan irigasi untuk padi, palawija, sayur-sayuran dan ternak di wilayah Kecamatan Bungi, Lealea, serta Sorawolio sebagai basis perkebunan hortikultura," ulas Amsir. Pengembangan komoditi unggulan seperti rumput laut di Palabusa, Lowu-lowu, Kalialia, Pulau Makasar, dan Mutiara di Palabusa.
Pengembangan industri hilir produk kelautan dan perikanan diantaranya ikan kayu, dan SRC (semi refine carragenan) rumput laut.

Terakhir, pilar ke-4, pengembangan nilai-nilai budaya lokal dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat. Program prioritas antara lain, pelestarian situs sejarah seperti pembenahan Benteng Keraton, dan Batu Poaro. Pemberdayaan lembaga adat, dan pengembangan sanggar budaya seni tari, kabanti, dan lagu-lagu daerah. Pengembangan kerajinan rakyat contohnya kerajinan perak, kuningan, pandai besi, dan tenunan sarung dengan motif khas daerah. Pengembangan nilai-nilai luhur budaya terutama pada generasi muda dan pengembangan ODTW (Obyek dan Daerah Tujuan Wisata).(***)