Minggu, 29 September 2013

MEMABRURKAN HAJI



SABTU (28/9) lalu, Jamaah Calon Haji (JCH) dari Baubau dilepas secara resmi di Masjid Raya Baubau. Mereka diberangkatkan ke Makassar untuk selanjutnya bergabung dengan kelompok terbang (Kloter) menuju tanah suci.

Ya, Setiap tahun minimal dua ratus ribu manusia Indonesia berada di antara hampir tiga juta lebih muslim yang berhaji di tanah suci. Demikianlah sudah berjalan berpuluh tahun. Maka kita pantas bertanya, sejauh mana para haji ini bisa memberi manfaat bagi sekitarnya. Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi sekitarnya”.

Sekiranya haji hanya dipandang sekedar rutinitas ritual – apalagi bagi sebagian orang: rutinitas bisnis – niscaya jutaan alumni tanah suci ini hanya menghambur-hamburkan devisa negara. Sama seperti orang yang sholat lima waktu, namun terus saja korupsi (sholatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar). Atau orang yang puasa namun yang didapat cuma lapar dan hausnya saja.

Ini artinya, para haji harus mampu menghayati inti ajaran haji. Kita mencoba menguraikan secara singkat, bagaimana mendapatkan haji yang transformatif, haji yang mengubah masyarakat, dari masyarakat yang bodoh ke masyarakat yang cerdas, dari masyarakat tertindas ke masyarakat merdeka, dari masyarakat jahiliyah ke masyarakat Islami, tanpa menafikan pluralitas di dalamnya.

Haji memiliki lima ritual inti, yakni ihram, thawaf, sa’i, wukuf dan melempar jumrah. Apa pelajaran yang harus dihayati oleh lima inti ritual ini?

Ihram adalah simbol penyucian diri. Sungguh manusia diciptakan dalam keadaan sama, tidak punya apa-apa kecuali ruh sifat-sifat mulia Allah yang ditiupkan dalam dirinya. Karena Allah al-’Adl (yang Maha Adil), maka manusia cenderung suka diperlakukan adil. Karena Allah al-’Alim (Yang Maha Berilmu) maka manusia cenderung suka pada ilmu baru. Dan karena Allah Ar Rahman (Yang Maha Penyayang) maka manusia suka disayang oleh siapapun. Hanya saja, di dunia nyata dijumpai manusia yang berperilaku curang, tidak mau belajar dan kejam pada sesama. Ini terjadi karena fitrah diri mereka tertutup oleh noda-noda kesombongan, kerakusan, kedengkian atau kemalasan. Dari noda-noda inilah hati harus “diihramkan”. Hati yang telah “ihram” akan lebih mudah menerima hidayah, menerima ilmu, sehingga potensi diri yang luar biasa dalam diri manusia bisa dibangkitkan.

Agar bangkit selain dibutuhkan hati yang bersih, juga dibutuhkan pedoman atau SOP, yaitu syari’at-Nya. Pada syari’at ini setiap pribadi yang beriman wajib mengacu atau “berthawaf”. Bulan dan satelit berthawaf mengelilingi bumi. Bumi berthawaf mengelilingi matahari. Bila satelit berhenti berthawaf, maka dia akan hilang atau jatuh. Demikianlah, bila pikiran tidak berthawaf pada syari’at, maka dia akan liar atau beku. Pikiran yang menolak syari’at akan liar mengikuti hawa nafsu, atau bertahan dalam tradisi yang anti modernitas.

Namun tak cukup membuka hati dan mengarahkan pikiran. Aktivitas sehari-hari kita harus dipenuhi dengan kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ihlas. Contohlah ibunda Ismail, Siti Hajar, yang tak pernah berputus asa dalam menjemput rizki yang telah disediakan Allah. Pikirannya tak pernah ragu bahwa Allah telah menyediakan rizki bagi setiap mahluknya. Namun dia telah membuktikan langkah menjemput rizki ini dengan sa’i. Maka mari kita “men-sa’i-kan” aktivitas kita selama ini. Aktivitas yang dilandasi keyakinan bahwa Allah pasti memberi peluang sukses, hanya harus kita cari di jalan yang halal secara cerdas.

Setelah rizki didapat, baik itu berupa materi, fisik yang sehat, ilmu yang tinggi, posisi yang dihormati, dan teman yang menyenangkan, maka semua ini perlu dihadirkan di tengah manusia. Inilah falsafah wukuf, hadir di Arafah bersama tiga juta manusia yang didepan Allah hanya dinilai taqwanya. Kita harus mampu “me-wukuf-kan” semua rizki yang kita dapat, karena di depan Allah bukan itu yang dinilai, namun manfaatnya di tengah masyarakat. Apa artinya kekayaan kalau tidak dibagi kepada dhuafa, apa artinya tubuh yang sehat kalau tidak digunakan untuk amar ma’ruf nahi munkar, apa artinya ilmu yang tinggi kalau tidak dipakai mencerdaskan umat, apa artinya posisi yang dihormati bila tidak mampu mengayomi rakyat, dan apa artinya teman yang banyak bila tidak mampu saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.  Dan apa artinya tiga juta jama’ah haji berkumpul di Arafah dan satu setengah milyar muslim hadir di dunia, menyembah Tuhan yang satu, mengacu kitab yang satu, berkiblat ke Ka’bah yang satu dan merayakan hari raya yang satu, bila mereka tidak bersatu menjadi Ummatan Waahidan, bersatu memberi rahmat ke seluruh alam dengan menerapkan syariat Islam yang penuh berkah di bawah satu kepemimpinan, Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwwah?

Semua jalan di atas pasti akan diganggu oleh orang-orang yang tidak suka, sebagaimana Sunnatullah iblis yang tidak suka Allah mencipta manusia sebagai wakilnya di muka bumi (Khalifatul fil Ardh) untuk menebar rahmat ke seluruh alam. Karena itu, setan-setan kesombongan, kerakusan, kedengkian dan kemalasan akan terus bergentayangan menghalangi kita. Untuk itu, setan-setan ini harus “dilempari” sebagaimana para hujaj melempar jumrah. Dan setelah dilempar tentu saja mereka tidak boleh “dibawa pulang” alias “direhabilitasi”.

Meng-“ihram”-kan hati, men-“thawaf”-kan pikiran, men-“sai”-kan aktivitas, me-“wukuf”-kan rizki yang diterima dan me-“lempar jumrah” pada penghalang amal kita ini selayaknya mampu dihadirkan oleh siapapun, termasuk oleh mereka yang karena faktor finansial, kesehatan atau quota belum mampu memenuhi panggilan Allah ini. Meski demikian, penghayatan nilai-nilai haji ini tentu saja bukan substitusi dari ibadah haji ke tanah suci. Tentu saja, para haji sepulang dari Mekkah, ditunggu perannya menjadi teladan dan agen dalam transformasi bangsa ini, ke arah yang lebih mulia.(follow twitter: @irwansyahamunu)

Senin, 16 September 2013

"Perbaikan Nasib Selamanya"

HARI ini, tahapan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dibuka. Dimulai dengan pengumuman formasi, selanjutnya tahapan lainnya hingga pelaksanaan tes.

Lazimnya, setiap kali pembukaan tes CPNS pasti langsung dibanjiri pelamar. Terbukti, ritual penerimaan pekerjaan sektor formal ini kendati masa pendaftarannya dibuka hanya dalam waktu seminggu, namun yang mendaftar ribuan sampai puluhan ribu. Padahal, CPNSD baru yang diterima hanya ratusan. Jadi, persaingannya sangat ketat, sementara nasib untuk diterima menjadi anggota KORPRI, tipis.

Namun mengapa tetap banyak yang ingin menjadi PNS? Karena mereka menilai PNS adalah "Perbaikan Nasib Selamanya".

Maklumlah, soalnya lapangan pekerjaan merupakan barang langka di negeri ini. Pemerintah kesulitan membuka lapangan kerja. Pihak swasta pun dalam berinvestasi belum bisa memberikan kepastian bagi tenaga kerjanya. Tak heran banyak pegawai swasta yang sebetulnya sudah aman diposisinya, masih tergoda untuk bating stir menjadi PNS. Inilah yang semakin membuncahkan jumlah pendaftar CPNS.

Ditambah lagi dengan pameo yang berkembang di masyarakat: belum bekerja bila tidak menjadi PNS, semakin memperkuat kasta dan gengsi pegawai di sektor formal tersebut.

Dari semua itu, banyak pihak yang menghalalkan segala cara untuk bisa berseragam PNS. Termasuk banyak pihak juga yang memanfaatkan hal tersebut untuk kepentingan negatif, memperkaya diri, memberikan janji-janji manis bisa meloloskan menjadi PNS, beroperasinya para calo hingga mafia kelulusan.

Jadi, sudah rahasia umum setiap pelaksanaan tes CPNS selalu jadi lahan empuk para calo. Modusnya mereka menjanjikan kelulusan CPNS dengan imbalan bayaran puluhan sampai ratusan juta rupiah.

Nah, untuk membentengi hal negatif tersebut, pihak pemerintah menerapkan dua metode, computer assisted test (CAT) dan lembar jawaban komputer (LJK). Apakah cukup dengan dua hal ini?

Yang jelas dua metode ini, diharapkan memberikan "keajaiban" bagi pencari kerja (Pencaker) di sektor formal tersebut. Maksudnya, bagi Pencaker yang tidak punya akses ke kekuasaan bisa mencicipi menjadi PNS. Apalagi di jazirah Buton Raya, dua daerah diberi kesempatan untuk membuka penerimaan CPNSD, Butur dan Wakatobi.

Maka itu, jangan sampai terbujuk rayuan dengan iming-iming atau janji seseorang yang menyatakan bisa meluluskan dalam tes CPNS, dengan membayar sejumlah uang.

Semoga tim Panselnas bisa bekerja agar tes dilakukan dengan fair, bebas KKN, dan dapat menghasilkan CPNS yang berkualitas. Sehingga para Pencaker tidak lagi diperdaya dengan janji muluk. Modalnya, pintar dan sesuai kompetensi.(follow twitter @irwansyahamunu)

Kamis, 12 September 2013

AS Tamrin: Tampil untuk Meraih Masa Depan Sejahtera

SEBAGAI kepala daerah yang baru memimpin, Walikota Drs AS Tamrin MH menggunakan moto TAMPIL MESRA sebagai jargon. Bagaimana dia mewujudkan visi-misi hingga akhir periode? Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.


-----Apa yang sudah dilakukan Tampil Mesra enam bulan ini?


    Banyak yang sudah kita lakukan sejak dilantik pada tanggal 30 Januari 2013. Kami sudah mulai bekerja, antara lain:
-Rapat staf konsolidasi personil, membentuk tim/panitia yang diberi tugas-tugas tertentu untuk kelancaran pelaksanaan berbagai kegiatan.
-Mempersiapkan, menyusun dan menyelenggarakan perencanaan pembangunan seperti Musrembang dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota dan seterusnya. Melaksanakan rapat koordinasi sinkronisasi pembangunan antara kota, kabupaten, dan provinsi.
-Kunjungan ke tempat-tempat strategis seperti pasar-pasar, ke masjid-masjid, panti-panti, pesantren bahkan juga ke sekolah-sekolah memantau pelaksanaan ujian, membuka lomba Porseni, lomba keserdasan, acara keterampilan Pramuka.
-Meresmikan beberapa masjid, Bonebone, Bataraguru, Perumnas Betoambari Permai, Kalialia, dan seterusnya.
-Memfasilitasi sosialisasi kewaspadaan dini dengan menghadirkan Ka BINDA Sultra, Bapak Brigjen Taufik Hidayat.
-Membuka berbagai acara pengaturan perparkiran dan ketertiban lalulintas, musyawarah-musyawarah organisasi profesi.
Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebut satu per satu secara keseluruhan.


-----Lantas apa output dari hasil kinerja tersebut?

    Alhamdulillah, hasil kinerja kita berbuah prestasi berupa pengakuan berebentuk pemberian penghargaan, antara lain:
-Penghargaan Pangripta Nusantara Utama III juara III tingkat nasional dalam penyusunan RKPD.
-Juara II Tingkat Nasional lomba PKK untuk kategori tertib administrasi.
-Juara I Tingkat Nasional lomba PKK untuk kategori KB-Kes.
-Juara III tingkat provinsi untuk lomba kelurahan se-Sultra.
    Disamping itu Kota Baubau sudah masuk nominasi untuk memperoleh Piala Adipura, suatu penghargaan yang bergengsi untuk kota/kabupaten yang berprestasi. Untuk tahap awal kita telah memperoleh Piagam Adipura tinggal sedikit lagi insya Allah kita berhasil meraih penghargaan Piala Adipura.
    Sederet prestasi itu tentu saja merupakan hasil kerja dan jerih payah kita bersama: Pemerintah dari setiap jenjang, kota, kecamatan, kelurahan sampai RT. Unsur-unsur birokrasi, unsur penegak hukum/keamanan, unsur-unsur PKK, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat seluruhnya yang bekerjasama bahu-membahu sesuai bidang, profesi dan kompetensinya masing-masing.

-----Dari sekitar 500 kabupaten/kota?

    Yaa! Dari 509 kabupaten/kota se-Indonesia. Itu yang juara Nasional, tim penilainya tim independen terdiri dari beberapa tenaga profesional dan guru besar dari beberapa perguruan tinggi maupun birokrasi yang berpengalaman.

-----Jadi piagam yang diperoleh untuk mendapatkan piala?

    Betul! Jadi begini, penilaian tahap awal kepada kota/kabupaten yang masuk nominasi untuk mengikuti penilaian tahap selanjutnya diberikan piagam Adipura, apabila pada penilaian selanjutnya kita memenuhi kriteria maka akan diberikan Piala/Trofi Adipura yang merupakan anugerah bergengsi bagi suatu kota/kabupaten.

-----Apa kerangka logis pembangunan Kota Baubau di bawah kepemimpinan Tampil Mesra?

    Konsep besarnya yakni visi misi Tampil Mesra yakni mewujudkan Baubau yang maju, sejahtera, berbudaya. Kerangka pikir atau pola pikirnya dapat disimak pada bagan berikut (lihat bagan) penjelasannya sebagai berikut:
Kita terlebih dahulu menginventarisasi kondisi obyektif kekinian Kota Baubau yang terdiri dari tujuh keunggulan dan tujuh kelemahan/kendala. Kondisi tersebut kita jadikan starting point. Sasaran yang ingin kita capai adalah kesejahteraan. Untuk menuju kepada kesejahteraan tersebut tentu memerlukan proses. Proses ini melibatkan: subyek (siapa melakukan apa); obyek (apa sasaran yang dikerjakan); metode (bagaimana cara melakukan).
Pedoman dan patokan yang menjadi landasannya adalah Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang, PP, Perda, APBN, APBDP, APBD kota, dan lain-lain. Hasil proses yang dilakukan akan tercipta prakondisi yang memungkinkan terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Prakondisi itu adalah terciptanya Baubau yang Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah, dan Lancar (TAMPIL).

-----Dengan singkatan TAMPIL bagaimana dengan moto Baubau Semerbak?

    Masing-masing pemimpin punya kiat tersendiri dalam membangun daerah. Kiat-kiat itu ditampilkan dalam bentuk moto atau jargon yang dijadikan motivasi. Setiap moto pada dasarnya baik-baik saja, tapi masing-masing punya muatan motivasi sendiri-sendiri yang lalu biarlah berlalu, mari kita memandang ke depan untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Begitu filosofinya. Jadi mulai hari ini kita tampil untuk meraih masa depan yang sejahtera.

-----Artinya supaya ada spirit?

    Ya betul, itu tujuannya. Analoginya sama seperti ketika kita memberi nama kepada anak kita. Semua orang tua memberikan nama yang bagus-bagus kepada anaknya. Dikandung maksud untuk memberikan spirit psikologis kepada anak. Agar kelak si anak termotivasi menjadi anak berbakti kepada kedua orang tua, serta berguna bagi bangsa dan negara serta agama.

-----Intinya TAMPIL ini di bawah kepemimpinan bapak?

    Sudah barang tentu di bawah kepemipinan saya bersama Ibu Wa Ode Maasra Manarfa SSos MSi selaku Wakil Walikota Baubau. Tampil ini kan moto yang mengandung motivasi dan spirit untuk membangun Baubau ke depan.

-----Bagaimana arah kebijakan pembangunan Baubau perwujudan empat pilar (SDM, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, dan budaya) seperti yang dicanangkan TAMPIL MESRA untuk mewujudkan kesejahteraan?

    Begini, empat pilar itu kan sebetulnya obyek sasaran pembangunan yang meliputi keseluruhan aspek pembangunan yang diletakkan pada empat pilar itu tadi yakni, SDM, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, dan budaya. Keempat pilar itu ketika dijabarkan dan dielaborasi akan meliputi seluruh aspek yang dalam implementasinya haruslah saling terkait, saling mempengaruhi, dan saling mendukung sedemikian rupa sehingga sehingga tercipta kondisi Baubau yang Tertib, Aman, Maju, Populer, Indah, Lancar yang memungkinkan terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat.

-----Bagaimana karakteristik model penguatan SDM itu tadi?

    Begini! Pembangunan SDM itu dimaksudkan sebagai pembangunan manusia seluruhnya dan seutuhnya. Seluruhnya itu artinya semua masyarakat Kota Baubau tanpa etnis, suku, ras, agama, kelompok termasuk profesi: buruh, tani, nelayan, pedagang, pegawai, wiraswasta, tua, muda, laki-laki, perempuan, semuanya diberikan ruang, kesempatan untuk berpartisipasi, berkontribusi dan sekaligus memperoleh manfaat dan hasil pembangunan sesuai porsi dan proporsinya serta profesinya masing-masing.
    Seutuhnya dimaksudkan membangun manusia yang memiliki kecerdasan, mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki moral dan karakter yang baik serta mertakwa kepada Tuhan YME, mempunyai fisik yang kuat. Sehat lahir dan batin. Peningkatan kecerdasan melalui pendidikan formal dan nonformal. Peningkatan kesehatan melalui sosialisasi, pelayanan kesehatan yang lebih baik, kegiatan olahraga, moral dan karakter melalui ceramah-ceramah agama, pengajian, peningkatan peranan rumah-rumah ibadah, dan lain-lain.

-----Bagaimana dengan pembangunan infrastruktur?

    Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mendukung kepentingan dasar masyarakat, yang mendukung percepatan pembangunan ekonomi serta kelancaran pelaksanaan pemerintahan termasuk revitalisasi pengembangan dan pelestarian budaya yang sinergi dengan pembangunan wisata. Seperti akan dibangunnya gedung-gedung kantor pemerintah yang diarahkan di Palagimata sebagai kawasan aktivitas pemerintahan dan pusat pelayanan masyarakat, pembangunan jalan lingkar selain perbaikan jalan-jalan yang sudah ada, pembangkit listrik untuk menunjang kebutuhan pesokan tenaga listrik masyarakat dan pabrik-pabrik, pemenuhan jaringan dan kebutuhan air minum, perbaikan dan pembangunan pasar, sarana pendidikan, olahraga, rumah sakit dengan sarana penunjangnya. Dibidang perhubungan, akan kita bangun dan kita kembangkan saran perhubungan darat: terminal dalam kota dan luar kota, sarana perkantoran yang memadai, pengembangan Pelabuhan Murhum, Jembatan Batu, Pelabuhan Fery serta dibangun pelabuhan peti kemas, serta sarana pergudangan yang representatif. Pengembangan dan penguatan bandara dan lain-lain.

-----Terkait model ekonomi kerakyatan seperti apa yang hendak diwujudkan?

    Pilar ekonomi kerakyatan itu adalah koperasi, maka koperasi akan kita berdayakan, dilakukan penguatan kelembagaan, baik yang formal maupun yang informal. Ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal yang diarahkan pada keberpihakan pada ekonomi lemah. (Ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan) Dalam bentuk kemudahan perizinan dan pemberian modal usaha terhadap pelaku-pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, petani, nelayan. Namun tetap dibuka ruang dan peluang bagi para investor guna mendorong percepatan pembangunan ekonomi yang diarahkan juga untuk berkontribusi bagi pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, petani dan nelayan. Bersamaan dengan upaya menggairahkan kehidupan koperasi sebagai wadah dan sekaligus merupakan pilar ekonomi kerakyatan.

-----Artinya ada peluang investasi?

    Ya! Sudah barang tentu. Investasi itu kita butuhkan untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi. Investor itu sebagai dinamisator pembangunan. Kita akan membuka peluang bahkan mengundang investor atau dunia usaha untuk menanamkan modalnya dalam berbagai bidang usaha dengan memberikan berbagai kemudahan dalam pelayanan, perizinan, serta dengan menciptakan kondusif, aman berusaha, aman dan nyaman berinvestasi.

-----Terus pilar keempat, seperti apa budaya yang akan dibangun?

    Membangun budaya dalam segala aspeknya. Baubau sebagai bekas pusat Kerajaan/Kesultanan Buton menyimpan beribu bukti sejarah perkembangan budaya dan peradaban, dalam bentuk benda-benda monumental, dalam bentuk seni, seni suara, seni tari, keterampilan. Benda-benda tersebut harus direvitalisasi dijaga agar nilai kulturalnya tetap terjaga. Demikian halnya dengan seni akan dilestarikan dan dikembangkan. Termasuk situs-situs budaya/sejarah, naskah-naskah kuno akan tetap dipelihara, seremoni-seremoni budaya ritual adat, pesta-pesta adat, permainan-permainan rakyat yang bernuansa budaya. Kesemuanya ini akan dikemas sedemikian rupa agar paralel dengan pembangunan dan pengembangan obyek-obyek wisata, baik wisata budaya maupun wisata alam.

-----Kalau tahun pertama masih tambal sulam, kemudian tahun kedua apa yang hendak dicapai?

    Tahun kedua itu kita akan fokus dan memastikan bahwa program-program Tampil Mesra yang pro rakyat dapat terwujud. Seperti kemudahan pelayanan dalam setiap jenis perizinan, pelayanan dibidang pendidikan, kesehatan dengan membangun sarana dan prasarana pendukungnya. Pengaspalan jalan yang tersebar pada beberapa kelurahan, secara bertahap. Pemenuhan dan perbaikan jaringan dan sarana air minum, perlistrikan, perbaikan dan penataan lingkungan. Pembangunan gedung-gedung perkantoran secara bertahap. Prioritas awal adalah Kantor DPRD, menyusul kantor-kantor SKPD. Pembangunan infrastruktur perhubungan: pembangunan jalan lingkar, jembatan, terminal. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan yang didukung dengan sarana pergudangan. Pengembangan bandara serta pembangunan dan rehabilitasi pasar agar bisa berfungsi secara efektif dan produktif.

-----Tahun ketiga?

    Kita akan melanjutkan dan merampungkan berbagai program ditahun sebelumnya. Pembangunan kantor-kantor pemerintah yang dipusatkan di Palagimata sebagai Pusat Aktivitas Pemerintahan dan sekaligus Pusat Pelayanan Masyarakat. Menuntaskan pembangunan dan pembenahan pasar-pasar yang ada. Menuntaskan pembangunan dan pengembangan pelabuhan, Pelabuhan Murhum, Pelabuhan Jembatan Batu, Pelabuhan Kontainer, Pelabuhan Kapal Penangkap Ikan disertai pembangunan pergudangan yang representatif. Peningkatan infrastruktur Bandara Betoambari yang memungkinkan penambahan frekwensi penerbangan dengan dukungan terminal yang memadai. Pembangunan jalan lingkar baru, guna membuka akses bagi penyebaran pemukiman yang mendukung perluasan Kota Baubau. Bersamaan dengan itu semua pembangunan aspek ekonomi dan aspek budaya tetap berjalan dan dilakukan secara paralel dan bersamaan, sedemikian rupa agar dapat saling mendukung dan saling sinergi satu sama lain.

-----Jadi diselesaikan ditahun berapa?

    Pembangunan itu beerjalan terus, never ending process. APBD kita kan terbatas, makanya kita siasati dengan dukungan APBD Provinsi dan APBN bahkan kita juga berusaha menarik para investor untuk mendorong percepatan pembangunan.

-----Tahun keempat?

    Ya, itu tadi bahwa pembangunan itu jalan terus sambung menyambung, saling terkait dan saling mendukung, serta saling melengkapi. Pada tahun keempat merupakan kelanjutan tahun sebelumnya. Tinggal disempurnakan lagi pada aspek-aspek yang belum tersentuh. Acuan kita adalah RPJM Kota Baubau yang dipadukan dengan RTRW Kota serta tersinkronisasi dengan RPJMD Provinsi. Penataan-penataan kawasan, penatapan kawasan khusus budaya. Ditahun keempat ini merampungkan proyek-proyek, program-program yang multiyears. Pusat perkantoran Palagimata sebagai Pusat Aktivitas Pemerintahan serta Pusat Pelayanan Masyarakat yang representatif. Demikian halnya dengan infrastruktur perhubungan darat, laut, dan udara sudah mencapai finalisasi.
RSUD yang representatif, dengan dukungan sarana/prasarana yang memadai dan relatif lengkap. Sarana/prasarana perkotaan yang responsif terhadap dinamika masyarakat. Sarana/prasarana pendidikan, air minum, perlistrikan. Benda-benda monumental, situs-situs budaya telah terevitalisasi serta terpelihara dengan baik sesuai harapan masyarakat. Tempat pembuangan sampah yang rapi dan bersih. Lokasi wisata alam melengkapi obyek wisata budaya menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Pendek kata seluruh aspek pembangunan yang merupakan kebutuhan dasar pokok dan harapan masyarakat sudah dapat terimplementasikan ditahun keempat ini.

-----Terakhir tahun kelima model wajah Baubau ini kira-kira seperti apa?

    Seperti komitmen awal kita, sesuai moto TAMPIL MESRA sasaran akhir kita kan “Kesejahteraan” sasaran antaranya adalah yang kita sebut TAMPIL itu, yakni
-Baubau yang Tertib: Pemerintahan, Pengelolaan Aset, Keuangan, Tertib Hukum, dan lain-lain.
-Baubau yang Aman: Aman Bermasyarakat, Berusaha, Berinvestasi.
-Baubau  yang Maju: Maju SDM-nya, infrastrukturnya, perekonomiannya.
-Baubau yang Populer: Populer Daerahnya, Budayanya, Wisatanya.
-Baubau yang Indah: Indah suasananya, lingkungannya, pemandangannya, bersih dan bebas kumuh.
-Baubau yang Lancar: Lancar komunikasi, lancar pelayanan, lancar transportasi (darat, laut, dan udara).
Yang merupakan prakondisi bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Menjadi Kota Jasa dan Kota Dagang yang merupakan pusat sirkulasi dan distribusi barang sekaligus sebagai pusat percepatan pertumbuhan/pembangunan dibagian Timur Indonesia.


-----Apakah harapan bapak kepada birokrasi di kabinet TAMPIL MESRA?

    Sebagai PNS harus bekerja sebaik-baiknya, bersemangat, penuh dedikasi, profesional serta memahami secara sempurna tugas pokok dan fungsinya. Memiliki moral yang baik, karakter yang kokoh dan konsisten, satunya kata dan perbuatan.
    Sebagai abdi negara harus mempunyai loyalitas yang tinggi dan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kinerja birokrasi. Memiliki semangat nasionalisme dan kebangsaan serta memberikan pengabdian yang tulus, ikhlas, dan jujur kepada daerah, bangsa, dan Negara. Mampu memahami, menjabarkan serta mengimplementasikan tugas-tugas dan kebijakan yang telah digariskan yang menjadi tanggungjawabnya.
    Sebagai abdi masyarakat haruslah mampu memberikan pelayanan yang baik dan prima kepada masyarakat. Serta membangun dan menciptakan birokrasi yang solid dan kompak serta menghindari perbuatan tercela guna mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau clean government.(follow twitter: @irwansyahamunu)      

Senin, 09 September 2013

Harapan Terakhir

Catatan: Irwansyah Amunu

BUTENG... Busel... Atau Buteng dan Busel...

Demikian asa yang tersimpan di dada masyarakat jazirah Buton Raya. Apalagi pembahasan kali ini merupakan agenda terakhir anggota dalam masa sidang terakhir dewan di Senayan membicarakan nasib calon Daerah Otonom Baru (DOB) yang akan dimekarkan.

Karenanya, ini merupakan harapan terakhir masyarakat Buton melihat DOB lahir, salah satu, apakah Buton Tengah (Buteng), Buton Selatan (Busel), atau kedua-duanya.

Melihat perang opini antara Hasmin Ilimi dan Saleh Ganiru, tampaknya sulit melihat dua bayi kembar DOB, Buteng dan Busel, lahir. Walau kita tetap berharap keduanya bisa lahir kali ini. Namun demikian, kalau pun tidak bisa mekar sekaligus, minimal salah satu dari keduanya bisa menjadi DOB.

Mengapa? Sebab, perjuangan pemekaran sudah makan waktu lama. Rasanya durasi yang terbuang dengan hasilnya tidak signifikan.

Ditambah lagi dengan wacana yang dihembuskan setiap kali pesta demokrasi, entah Pilkada, atau Pileg, pemekaran Buteng, Busel, termasuk Provinsi Buton Raya selalu dijadikan "angin surga" kepada rakyat. Namun hasilnya hingga kini tetap masih menjadi "angin surga". Hasilnya masih di langit, belum turun ke bumi.

Harapan sempat menggebu ketika Hasmin Ilimi, Ketua Komisi I DPRD Buton yang menyatakan nasib dua DOB tersebut ditentukan Senin (2/9) lalu. Namun batal. Menurut Saleh, Komisi II DPR RI dan Kemendagri masih memiliki kesibukan sehingga urung dilakukan.

Asa kembali ditiupkan Saleh. Menurutnya dua stakeholder tersebut rencananya bakal membahas DOB, Rabu (11/9) lusa. Namun yang ganjil agenda tersebut masih belum bisa dipastikan karena belum ada konfirmasi jadwal dan undangan dari Komisi II dan Kemendagri.

Jadi, hingga kini masih menggantung tanda tanya.

Namun begitu, peluang terakhir pemekaran DOB masih diberikan wakil rakyat di Senayan sebelum periodenya berakhir tahun depan. Janji pun sudah ditebar pihak eksekutif dan legislatif di Pusat.

Kini, masyarakat menanti, kapankah pemekaran terjadi. Sebab, ini merupakan asa yang lama tersimpan dari masyarakat.

Yang jelas, dalam perjuangan pemekaran, tidak ada yang mustahi. Apakah Buteng... Busel... Atau Buteng dan Busel...(Follow twitter: @irwansyahamunu)

Minggu, 08 September 2013

Tokoh Buton Raya Rindu Khilafah

BAUBAU--

Sejumlah ulama dan tokoh di jazirah Buton Raya merindukan penerapan syariah dalam bingkai khilafah Islamiyah.

Demikian suasana menjiwai acara yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Baubau bertajuk, Liqo Syawal 1434 H, Hizbut Tahrir Indonesia Bersama Ulama dan Tokoh: Ulama Memperjuangkan Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah di Aula Panti Asuhan Muslimin, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Jumat (30/8) malam lalu.

Salah satunya, H Amin As'ary menyatakan harusnya kita menerima sistem Islam sebab berasal dari wahyu Allah, tidak mungkin salah. Apalagi Allah sudah menyatakan barang siapa yang tidak menerima hukum Allah mereka tergolong orang kafir, zalim, fasik.

"Saya salut dengan Hizbut Tahrir, banyak menyoroti pemerintah. Termasuk memberikan pencerahan dengan buletin-buletin yang tiap Jumat, sangat berguna sekali untuk memberikan pemahaman kepada orang awam," papar imam Masjid Raya Baubau ini. Dia menilai, beberapa hukum Islam memang dipakai dalam hukum positif, tapi tidak seluruhnya digunakan. Nah, pada celah inilah digunakan pemerintah untuk sewenang-wenang. Maka itu, dia berharap agar hukum Islam diberlakukan secara universal.

Hasanuddin, peserta lain menyatakan secara persentase masyarakat di sejumlah negara merindukan penegakkan hukum Islam seperti Malaysia, Afganistan, Indonesia, Pakistan, angkanya diatas 70 persen. Maka itu, dia bertanya sampai kapan sistem yang kita anut sekarang bertahan.

Sementara, H Muhammad DM, berharap agar kegiatan Hizbut Tahrir tidak saja dalam bentuk fikriyah wal siyasah (pemikiran dan politik), tapi juga wa amaly (berbuat). "Kegiatannya cukup memadai dari level nasional termasuk internasional. Saya berharap kita bisa menyatukan umat Islam dengan akidah Islam yang mantap," ujar mubaligh Kota Baubau ini secara bertanya bagaimana sikap kita menghadapi dengan pemilihan nanti.

Peserta lainnya, Ahmad Zakariah menegaskan Islam tanpa Daulah Khilafah Islamiyah, bukan Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.     

Menanggapi sejumlah pertanyaan, DPP HTI, Ustaz Dede Tisna menyatakan hukum Islam melalui payung Khilafah Islamiyah wajib diterapkan. Apalagi secara historis pada masa lalu kaum muslimin pernah diperintah sebanyak 104 khalifah selama sekitar 14 abad lamanya.

Soal kapan Khilafah terwujud, merupakan rahasia Allah, namun kita sebagai umat Islam wajib memperjuangkannya karena hal tersebut merupakan bisyarah Nubuwah. HT, sejak dilahirkan sampai sekarang tetap konsisten memperjuangkan penerapan syariah melalui khilafah, walaupun tidak berjuang melalui parlemen.

Menurutnya, hal tersebut sejalah dengan metode Nabi Muhammad SAW. Metodenya, dimulai dengan tahapan pembinaan, kemudian berinteraksi dengan masyarakat melalui perjuangan politik, terakhir pengambil alihan kekuasaan.

Acara yang dimulai sekitar pukul 20.00 Wita tersebut dihadiri ratusan peserta. Selain menghadirkan Ustaz Abdul Razak Assegaf yang memberikan testimoni, hajatan tersebut dihadiri pula sejumlah tokoh dan ulama lainnya, antara lain, Drs La Ode Makmuni (mantan Walikotif Baubau), Ir Bahara MSi (birokrat di Pemkot Baubau), Ir Christopol Edi MT (akademisi Universitas Dayanu Ikhsanuddin), dan Drs Muhammad Fauzi.(*)

(Humas DPD II HTI Kota Baubau/Dirilis di Buton Pos edisi Senin, 2 September 2013)