Minggu, 06 Oktober 2013

"Jual Diri" ala Buton

PEMKAB Buton memanfaatkan optimal KTT APEC di Bali. Bukan hanya menampilkan tarian dan kesenian Buton, tapi juga mempromosikan budaya Buton pada delegasi KTT APEC melalui buku yang memuat potensi daerah berjudul 'Buton Kanturu Maynawa'.

Tidak tanggung-tanggung, buku tersebut sudah diserahkan kepada utusan Negara Brunai Darussalam, Chinese Taipei, Malaysia, Philippines, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan delegasi lainnya yang mendapat buku tersebut, Sekjen UN WTO, WTTC, PATA, IATA, dan TFI CHAR. Sisanya akan diberikan Sekjen Kemenparekraf RI, Ukus Kuswara pada para Dubes atau perwakilan negara sahabat melalui pejabat dari Kemenlu.

Melihat cara "jual diri" yang dilakukan Pemkab melalui forum tersebut tergolong luar biasa. Kesempatan emas yang di depan mata, dimanfaatkan secara optimal oleh Buton.

Umpan yang telah dilemparkan Pemkab Buton tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab hal tersebut merupakan cara kampanye murah untuk memperkenalkan daerah kepada dunia internasional, sehingga Buton bisa menjadi destinasi pariwisata kelas dunia.

Hanya saja, tugas Pemkab tentu tidak bisa berhenti hanya dengan promosi. Sebab, promosi merupakan pintu masuk untuk memperkenalkan diri. Untuk masuk lebih jauh ke Buton, maka yang harus dilakukan duet Umar Samiun-La Bakry adalah mempersiapkan infrastruktur penunjang pariwisata agar membuat wisatawan menjadi nyaman.

Dengan demikian, hal-hal yang bersifat kendala fundamental penghambat wisatawan bisa terselesaikan. Sebut saja, infrastruktur transportasi, komunikasi, dan akomodasi. Bila semua ini bisa dipecahkan, maka Buton akan menjadi tujuan wisata dunia.
  
Nah, jika skenario tersebut dilakoni secara tepat, maka efek dominonya akan menggerakkan sektor lainnya. Salah satunya ekonomi kreatif dalam bentuk kerajinan tradisional sehingga pada akhirnya bisa membuat pundi-pundi rakyat bertambah.

Namun semuanya ini tidak bisa dibiarkan bergerak secara alami, tapi harus melalui rekayasa yang tepat. Jurus apa yang digunakan? Alokasikan APBD dan buat program yang menstimulus ekonomi kreatif lebih berdaya.(follow twitter: @irwansyahamunu)