Minggu, 29 Januari 2012

-Silaturrahim Membangun Sinergi dan Koneksitas: Baubau-Buton Cair (Persoalan Aset Tuntas)


BAUBAU, RADAR BUTON-Semalam hubungan antara pejabat Pemkot Baubau dan Pemkab Buton, begitu akrab. Mereka hadir di Rujab Walikota Baubau mengikuti acara Silaturrahim bertajuk: Membangun Sinergi dan Koneksitas Baubau-Buton.

Walikota Amirul Tamim, Bupati Nasruan, Sekot Ahmad Arfa, dan Sekab Kaharuddin Syukur duduk satu meja. Mereka dikelilingi pejabat eselon II, dan III masing-masing daerah.

Walikota Amirul mengawali pidatonya mengatakan ini sejarah baru bagi kita, diawal tahun. Biarlah perbedaan sebagai kekayaan. Perbedaaan, banyak hikmah yang dipetik.

"Alhamdulillah malam ini kita membangun sinergi dan koneksitas," ujarnya.

Sekretaris PPP Sultra ini mengatakan, ada beberapa alasan perlu dibangun koneksitas. Pertama, Buton dalam arti utuh dan kita mimpikan sebag Buton Raya, kini terjadi beberapa kabupaten/kota adalah andil kita semua. Sekecil apa pun. Kalau tidak secara fisik, minimal doanya. Sekarang ada Buton, Baubau, Bombana, dan Wakatobi.


Kedua, Baubau secara admnistratif pemerintahannya hanya berbatasan dengan Buton. Utara, timur, selatan, dan Barat dikelilingi Buton. "Kalau tidak konek, mau jadi apa kita. Oleh karena itu, dulu walaupun kita diapa-apa, kita tidak pernah bereaksi. Dan itu kita tidak salahkan siapa-siapa," ujarnya.

Ketiga, kader-kader daerah ini harus dilihat secara utuh, tidak bisa dilihat ini kader Baubau, ini Buton karena kita satu kesatuan. Karena kita lahir dan berdiri dari sini. Ketika ada pegawai dari Buton ke Baubau, tidak pernah dipersoalkan rekomendasinya siapa, begitupun sebaliknya.

"Baubau tidak bisa dalam kesendiriannya, Buton tidak bisa dalam kesendiriannya. Kemudian kita sudah punya komitmen kawasan ini akan jadi provinsi, dan ibukotanya Baubau. Sekarang memang Baubau ada batas-batas, tapi kalau sudah jadi gubernur tidak akan ada batas-batas," bebernya.

Walikota dua periode ini juga menyinggung Konsep Bawapabari (Baubau, Wamengkoli, Pasarwajo, Batauga, Kapontori) sebagai salah satu bentuk koneksitas wilayah. Banyak keuntungan yang bisa diraih kedua daerah bila konsep tersebut terwujud, misalnya ekonomi dan dampak ikutan lainnya.

Diakhir pidatonya, Amirul mengatakan setelah mengikuti acara tersebut tidak usah risau. "Santai-santai saja, pulang dari sini tidak ada mutasi. Santai saja," ujarnya disambut geer ratusan hadirin.

Setelah itu, giliran Bupati Nasruan berpidato. Kata dia, pertemuan tersebut penting dalam membangun Buton secara keseluruhan bukan hanya Buton secara arti administratif. Tapi dalam kebersamaan atau dalam sinergi dan koneksitas.

"Menurut saya tidak ada alasan untuk bersengketa, gontok-gontokan. Aset, pegawai, menurut saya itu persoalan kecil. Kita ini Indonesia. Kita hanya sebagai daerah administratif. Tidak ada batas-batas wilayah. Menurut saya ini tidak hanya konek antara Buton-Baubau. Tapi harus dengan semuanya, Muna, Wakatobi, Butur," paparnya.

Dalam konteks ini dia mendukung apa yang dikatakan walikota. Maka itu, harus ditindaklanjuti di meja untuk membangun kerjasama.

Tak lupa dia mencerikan pengalamannya ketika menjabat Asisten I Setprov Sultra. Pernah ada MoU antara Kepala Bappeda dalam jazirah Buton Raya minus Buton. "Karena saat itu Baubau-Buton seperti Palestina  dengan Israel," ucapnya lantas membuat undangan tertawa.


"Kita sesama Buton jangan saling mendahului," ujarnya dengan nada humor. Kontan hal tersebut mengundang aplaus dan gelak tawa hadirin.

"Buktinya pejabat di Buton sebagian besar warganya walikota. Oleh sebab itu mereka tokoh masyarakat Baubau. Harusnya mereka sering silaturahmi ke atasannya, Walikota Baubau," cetusnya. Ini kembali mengundang tawa para undangan.

Sebelum kembali duduk, Nasruan membawakan sebuah lagu. Selanjutnya, Nasruan mengundang kembali walikota untuk membawakan lagu.(p13/p14/p15/din/iwn)