Minggu, 30 Desember 2012

"Hati-hati dengan Orang Kepercayaan"

PENGALAMAN menakhodai pemerintahan membuat Walikota Amirul Tamim mengenal betul seluk beluk Kota Baubau, termasuk bagaimana sosok birokrasinya. Lantas apa pesannya kepada pemimpin baru nanti? Berikut petikan wawancaranya kepada wartawan Radar Buton, Irwansyah Amunu.


--Pada 30 Januari nanti bapak selesai menjabat walikota, apa harapan dan pesan-pesan terhadap pergantian kepemimpinan kepada pemimpin yang baru?


Saya kira, secara pribadi dengan walikota yang baru ini adalah kawan, seangkatan dalam pendidikan yang sama, walaupun beda jurusan. Walaupun mungkin sedikit beda usia, tetapi kita percaya bahwa punya pengalaman-opengalaman yang tidak sedikit,
 baik dalam konteks di lokal maupun secara nasional. Sehingga kita banyak berharap, tentu akan lebih baik di masa-masa akan datang dalam membawa Kota Baubau.

Kenapa saya katakan lebih baik? Karena selama berada di luar, dalam dan dinamika Baubau ini tentu sudah dapat melihat mana potensi, kekuatan, serta kelemahan Baubau. Sehingga itu menjadi modal dasar dalam memperbaiki-memperbaiki apa yang kurang dan lebih menggiatkan lagi di masa-masa yang akan datang.

Tapi sebagai orang yang pengalaman selama 10 tahun, tentu yang pertama memberikan masukan bahwa, seperti dibeberapa tempat saya katakan, Baubau itu adalah pasar besar kawasan sekitaranya, dan sekaligus pintu keluar-masuknya untuk kawasan Buton Raya.

Dengan ruang yang sangat terbatas, topograsi yang bertingkat-tingkat, tentu harus dapat dikemas dengan seni penataan kawasan, dan pemanfaatan ruang-ruang sehingga bisa tumbuh dalam keseimbangannya. Karena kalau kita terlambat sedikit, kita akan dilumba atau didahului dengan dinamika masyarakat itu sendiri. Dinamika masyarakat ini tidak bisa kita rem. Karena kemungkinan dia mengabaikan sempadan, mengabaikan fungsi-fungsi ruang, mengabaikan etika-etika konstruksi, sehinggga bisa menjadi borok-borok kecil yang kemungkinan menjadi borok besar kalau tidak bisa disiasati arif dalam perkembangan kota seperti Baubau ini.


---Baubau sekarang tahapan pemampatapn, jika dilanjutkan sentuhan pertama bagi pemimpimpin yang baru, dimulai dari mana?


Tentu pemimpin baru sudah punya resep untuk memulai dari mananya. Tapi untuk saya, sentuhan akhir untuk 10 tahun ini melakukan penguatan kembali semua infrastruktur yang sudah kita bangun pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk memberikan dukungan optimal terhadap beban yang dipikul Kota Baubau dalam tahun-tahun terakhir dalam menyongsong pada tahun-tahun mendatang.

Kenapa kita lakukan, karena kita melihat daerah-daerah sekitar Baubau yang seharusnya dapat memikul beban itu menyebar disekitar itu, belum dapat diperankan secara optimal, maka beban, peran itu masih dipukul Baubau.

Jadi, penggunaan listrik tetap harus bertambah karena jam kerja Baubau 24 jam, kemudian kebutuhan air, juga karena orang semakin banyak di Baubau, kebutuhan air semakin banyak. Kemudian karena banyak yang akan makan di Baubau, sehingga mempengaruhi harga, karena demand and suplay. Kemudian orang yang keluar masuk, menggunakan fasilitas, pasti akan lebih mahal, karena akan menjadi pengaruh demand and suplay.

Jadi, Baubau kalau tidak disiasati, nanti melemahkan daya saingnya, karena Baubau akan menjadi kesan kota yang mahal. Ini beban-beban yang menjadi pemikiran-pemikiran bagi pemerintah yang akan datang.


---Pesan terhadap birokrat yang akan mendampingi. Selama ini orang menganggap Baubau Autopilot, sistem sudah terbangun, walaupun siapa orang yang masuk, sistem bisa bekerja dengan sendirinya. Bagaimana sistem ini digunakan oleh pemimpin yang akan datang? Karena ujiannya Pilwali kemarin, untuk mengukur sejauh mana mereka.

Saya kira pengalaman-pengalaman memimpin, buku-buku kepemimpinan, kemudian riwat-riwat kepemimpinan cukup banyak. Tapi biasanya sari-sarinya, kalau kita mencontoh mencontoh apa yang selalu diingatkan agama melalui Rasululluh, diingantkan: Janganlah pilih orang yang mau sekali, iya kan. Tapi juga jangan pilih yang tidak mau sekali. Oleh sebab itu pandai-pandailan kita memilih orang yang bisa diberikan amanah dalam bekerja.

Kedua, tentu warna-warna di dalam suasana politik pastilah ada, tetapi di dalam melaksanakan ini jangan sampai tercermin warna-warna itu dalam lingkup birokrasi. Dan semua dan siapa saja, kalau dipercaya insya Allah akan bisa bekerja dengan baik.

Tapi hati-hati juga bagi orang yang sangat dipercaya, pengalaman-pengalaman ternyata telah memberikan gambaran-gambaran itu.

Saya yakin pemerintah kota ke depan, karena itu insya Allah kita berharap akan bekerja lebih baik lagi.(one.radarbuton@gmail.com)