Senin, 16 September 2013

"Perbaikan Nasib Selamanya"

HARI ini, tahapan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dibuka. Dimulai dengan pengumuman formasi, selanjutnya tahapan lainnya hingga pelaksanaan tes.

Lazimnya, setiap kali pembukaan tes CPNS pasti langsung dibanjiri pelamar. Terbukti, ritual penerimaan pekerjaan sektor formal ini kendati masa pendaftarannya dibuka hanya dalam waktu seminggu, namun yang mendaftar ribuan sampai puluhan ribu. Padahal, CPNSD baru yang diterima hanya ratusan. Jadi, persaingannya sangat ketat, sementara nasib untuk diterima menjadi anggota KORPRI, tipis.

Namun mengapa tetap banyak yang ingin menjadi PNS? Karena mereka menilai PNS adalah "Perbaikan Nasib Selamanya".

Maklumlah, soalnya lapangan pekerjaan merupakan barang langka di negeri ini. Pemerintah kesulitan membuka lapangan kerja. Pihak swasta pun dalam berinvestasi belum bisa memberikan kepastian bagi tenaga kerjanya. Tak heran banyak pegawai swasta yang sebetulnya sudah aman diposisinya, masih tergoda untuk bating stir menjadi PNS. Inilah yang semakin membuncahkan jumlah pendaftar CPNS.

Ditambah lagi dengan pameo yang berkembang di masyarakat: belum bekerja bila tidak menjadi PNS, semakin memperkuat kasta dan gengsi pegawai di sektor formal tersebut.

Dari semua itu, banyak pihak yang menghalalkan segala cara untuk bisa berseragam PNS. Termasuk banyak pihak juga yang memanfaatkan hal tersebut untuk kepentingan negatif, memperkaya diri, memberikan janji-janji manis bisa meloloskan menjadi PNS, beroperasinya para calo hingga mafia kelulusan.

Jadi, sudah rahasia umum setiap pelaksanaan tes CPNS selalu jadi lahan empuk para calo. Modusnya mereka menjanjikan kelulusan CPNS dengan imbalan bayaran puluhan sampai ratusan juta rupiah.

Nah, untuk membentengi hal negatif tersebut, pihak pemerintah menerapkan dua metode, computer assisted test (CAT) dan lembar jawaban komputer (LJK). Apakah cukup dengan dua hal ini?

Yang jelas dua metode ini, diharapkan memberikan "keajaiban" bagi pencari kerja (Pencaker) di sektor formal tersebut. Maksudnya, bagi Pencaker yang tidak punya akses ke kekuasaan bisa mencicipi menjadi PNS. Apalagi di jazirah Buton Raya, dua daerah diberi kesempatan untuk membuka penerimaan CPNSD, Butur dan Wakatobi.

Maka itu, jangan sampai terbujuk rayuan dengan iming-iming atau janji seseorang yang menyatakan bisa meluluskan dalam tes CPNS, dengan membayar sejumlah uang.

Semoga tim Panselnas bisa bekerja agar tes dilakukan dengan fair, bebas KKN, dan dapat menghasilkan CPNS yang berkualitas. Sehingga para Pencaker tidak lagi diperdaya dengan janji muluk. Modalnya, pintar dan sesuai kompetensi.(follow twitter @irwansyahamunu)