Selasa, 05 November 2013

TRAGEDI ASLIN ZALIM

Catatan: Irwansyah Amunu


SEPEKAN terakhir, masyarakat Baubau diharu biru dengan tragedi meninggalnya almarhum Aslin Zalim. Yang memantik emosi warga, almarhum ditangkap Polisi sehat wal afiat, tapi kembali sudah jadi mayat.

Itulah yang menjadi alasan kemarahan warga. Sebelumnya sentimen terhadap oknum Korps Bhayangkari hanya segelintir, kini  menjalar ke mana-mana. Tak heran bila sejak almarhum meninggal Rabu (30/10) lalu, demonstrasi langsung meletus.

Terhitung empat hari berturut-turut, unjuk rasa berlangsung dialamatkan kepada Polisi. Aksi solidaritas juga dilakukan hingga melebar kesejumlah titik. Lihat saja, 20 titik lebih pembakaran ban di badan jalan diantaranya di Kelurahan Wajo, Lamangga, Wangkanapi, dan Bataraguru dilakukan sampai dini hari.

Dan kali ini, protes dilakukan dengan mencantumkan spanduk bertulis: Masyarakat Wajo Bukan Preman, dan Pengusutan Usut Tuntas Kasus Secara Transparan. Memang "episentrum" emosi ada di Wajo karena almarhum yang tercatat sebagai PNS di Dinas Tata Kota dan Bangunan itu punya banyak sanak keluarga disana.

Bicara soal almarhum, sebetulnya saya secara almamater punya hubungan, karena berasal dari satu sekolah yang sama, baik di SMP 2 (angkatan 1995) maupun SMA 1 Baubau, (angkatan 1998). Kendati bukan satu kelas, setahu saya pribadinya tergolong supel dan mudah bergaul. Kalau berbicara, senyum dan tawa selalu menghias di wajahnya.

Makanya ketika mendengar Lin -sapaan almarhum- meninggal setelah sebelumnya ditangkap Polisi, saya terkejut. Apalagi dia diamankan atas perintah langsung Kapolres.

Terkait Kapolres AKBP Joko Krisdiyanto sendiri, setahu saya, suksesor AKBP Sunarto ini baru sebulan lebih menjabat. Sebab, sekitar sepekan menjabat, tepatnya pada Kamis (26/9), dia dan Kasat Intel, AKP Suriadi sempat sowan ke Kantor Buton Pos. Ketika itu, saya dan Direktur Buton Pos, Ramli Akhmad menerima mereka seraya mengulik beberapa hal terkait penanganan Kamtibmas di Kota Baubau.

Kesan kami saat itu, positif. Sebagai salah satu anggota Muspida, Kapolres langsung menjalin mitra dengan media. Padahal baru beberapa hari menjabat kursi "01" di Polres.

Namun kini muncul tragedi Aslin Zalim. Kasus yang sudah terangkat hingga ke level nasional. Ditengah suasana Kapolri baru, Jenderal Sutarman yang berjanji memperbaiki kinerja internal.

Jangan heran jika Wakapolda Kombes Pol Alfons, dan beberapa perwira Polda Sultra lainnya turun tangan untuk menyelesaikan masalah. Hasilnya, 16 anggota Polres diperiksa di Propam Polda Sultra. Seolah ingin menunjukkan keseriusan, kemarin jasad korban digali untuk dilakukan autopsi.

Apakah babak baru pengusutan kasus kematian Aslin Zalim ini akan memberikan kepuasan publik atau sebaliknya? Semua tergantung kesimpulan pengusutan Polisi. Hukum harus ditegakkan, apalagi hal ini menimpa institusi penegak hukum. Yang salah harus dihukum setimpal sesuai dengan perbuatannya.

Alhasil, jadikan kasus ini sebagai sarana instrospeksi khususnya Polisi. Ibarat pepatah: gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga, jangan sampai karena kesalahan oknum, korps yang dihakimi jelek. 

Seraya berharap, tragedi yang menimpa almarhum merupakan kasus terakhir. Tidak ada lagi tragedi-tragedi selanjutnya.(follow twitter: @irwansyahamunu)