Senin, 27 Oktober 2014

Ma'rifat Politik Pembangunan Amirul Tamim di Senayan (2-selesai)

Lengkapi Kajian Akademis, Provinsi Buton Raya Tancap Gas

UNTUK mewujudkan mimpi pemekaran wilayah Provinsi Buton Raya, DR H MZ Amirul Tamim banyak memberikan tips. Berikut sambungan petikan wawancaranya kepada wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.  


Menurut Amirul, sebagai masyarakat Buton Raya, perlu disadari Sulawesi Tenggara ini sangat luas, dengan rentang kendali yang begitu luas sehingga perlu kita persempit dengan untuk dalam lima tahun terakhir, Sulawesi Tenggara harus dibagi dua. Perjuangan yang sekian tahun tentang Buton Raya inilah yang mungkin kita berkomitmen. Saya kira dukungan Pak Nur Alam sudah jelas bahwa beliau ingin membuat sejarah juga menyadari Sulawesi Tenggara cukup luas, dan perlu semangat Buton Raya didukung. Oleh sebab itu, dalam lima tahun ini harus selesai.

Tentu saran masukan saya, kita harus siapkan kajian akademis yang cukup representatif untuk kita pertanggungjawabkan dan jawabannya harus berbetuk ide. Karena mengingat kabinet yang akan datang ini dengan isu yang ada kabinet ini yang profesional sehingga tentu membaca dari proposal harus diperkuat dengan kajian akdemis sehingga bisa meyakinkan. Jangan terlalu politis, karena kabinet yang akan menilai wajar tidaknya adalah kabinet yang konon kaum profesional. Oleh sebab itu libatkan intelektual kita, akademisi-akademisi kita seperti Prof Sumbangan Baja dan lain-lain untuk bisa terlibat dalam kajian-kajian akademis.

Yang kedua, jangan lagi kita persoalkan nama, karena nama Buton Raya itu telah kita sepakati melalui Temu Akbar yang lalu, jangan forum-forum kecil merubah lagi hasil Temu Akbar kita, kecuali ada Temu Akbar Luar Biasa. Tapi saya pikir kalau kita bikin Temu Akbar Luar Biasa kita buang energi karena lima, enam tahun lalu kita buat Temu Akbar sampai sekarang juga belum terbentuk. Kalau kita buat lagi Temu Akbar, ya tunggu lagi 10 tahun. Oleh sebab itu, saran saya dengan tidak mengurangi gagasan-gagasan yang lain, tapi sebaiknya soal nama final, demikian juga ibukota sudah final.

Yang memang kita belum bisa usul Buton Raya cakupan wilayah, karena waktu itu hanya empat (Kota Baubau, Kabupaten Buton, Wakatobi, dan Buton Utara), sekarang kan sudah enam (plus Buton Tengah dan Buton Selatan). Oleh sebab itu, selesai. Bahwa kita lengkap sisa kajian akademiknya yang diperkuat sehingga kalau betul-betul mekar sudah akan ada gambarannya akan menjadi begini ini daerah, kalau tidak mekar, tetap akan menjadi begini. Sehingga memang, jalan keluarnya harus dimekarkan. Oleh sebab itu ini harus kita mempunyai komitmen yang sama.

Yang ketiga, kaitan dengan Buton Raya ini saya harapkan jangan hanya masyarakat Buton Raya yang ada dilokal, sekarang gerakan ini harus melibatkan masyarakat Buton Raya yang ada di nusantara dititik-titik yang lain. Yang ada di Papua segera mendengungkan pentingnya provinsi baru ini, karena kalau tidak, katakan nanti habis masyarakat Buton Raya merantau nanti balik kalau terjadi kerusuhan seperti terbukti pada tahun 1998, 1999 terjadi kerusuhan ternyata orang Buton Raya yang ada didaerah itu pulang menjadi beban, tapi bukan saya kata dalam arti negatif tapi itu mungkin kita ambil hikmahnya dan itu salah satu poin yang bisa kita masukan sebagai salah satu ilustrasi bahwa untuk mengembalikan orang-orang Buton yang ada diperantauan caranya bikin propinsi, saya kira itulah.


---Buton Raya jangan mulai dari nol karena sudah ada start awal yang dibuat?

Ya, betul.

---Penuturan bapak tadi secara filosofis merupakan ma'rifat politik pembangunan, kira-kira apakah bisa ditangkap oleh para kepala daerah kita karena kalau dijalankan merupakan sesuatu yang luar biasa bisa meluncurkan kemajuan Sultra lebih pesat, apalagi sekarang sudah ada 17 kepala daerah?

Ya, itulah saya kira saya tidak meragukan dari kepala-kepala daerah yang teman-teman sementara menjabat sekarang ini, saya kira mereka orang-orang pilihan sisa bagaimana sekarang itu komitmen, cara berpikir dan niat bisa menjadi kekuatan yang dahsyat yang bisa menggali, memaknai semangat kita semua dan yakinlah bahwa daerah kita ini seperti yang saya katakan tadi berpikir untuk yang lima tahun ini yang bisa kita berbuat nyata saya kira langkah ini akan lebih besar daya ungkitnya dari pada pada berapa dekade yang kita lakukan karena anergi kita tidak menyatu. Sehingga saya kira mudah-mudahan dengan kepemimpinan semua kepala daerah yang ada ini bisa.


---Soal sinergitas kepala daerah apakah meraka punya modal, jangan sampai saling merebut peran sehingga melakukan pembangunan tidak sesuai dengan karakter dan potensi daerahnya, kan ini jadi masalah juga ke depan?


Ya, itulah seharusnya tentu masukan saya jangan kita berpikir lokal, katakanlah contoh Baubau tidak bisa berdiri sendiri, dia merupakan bagian dari wilayah-wilayah sekitarnya, begitu juga Buton, Buton Tengah, Buton Selatan, harus berpikir bahwa membangun Buton Tengah, Buton Selatan, dan Buton adalah merupakan satu kesatuan kawasan dengan kawasan sekitarnya. Contoh sederhananya Jakarta dengan konsep Jabodetabek-nya. Surabaya dengan konsep yang melibatkan kawasan-kawasan sekitarnya. Baubau dulu, Bawapabari itu satu contoh konsep-konsep kewilayahan bahwa satu daerah tidak bisa berdiri sendiri bahwa dia satu kesatuan dengan yang lainnya. Sehingga Indonesia juga membangun daerahnya dia tidak bisa sehingga dia membangun satu kawasan Asean, Eropa dengan masyarakat ekonomi Eropanya, iya kan.

Jadi itulah konsep kewilayahan yang kita sadar ibarat kita dalam rumah tangga dalam masyarakat, tetangga itu adalah saudara terdekat. Sehingga dalam konsep Islam tidak boleh ada tetangga kita lapar, kita memberikan, karena kalau dia lapar, miskin, dia yang rampok kita. Itulah konsep sinergitas tadi. Saya kira ini contoh-contoh kecilnya, contoh besarnya dalam perencanaan wilayah kita harus menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan daerah sekitarnya.


---Soal Buton Raya, apa kata kuncinya sehingga makin cepat diwujudkan. Apalagi masa jabatan bapak di Senayan hanya lima tahun?

Jadi tugas kita jangan terlalu banyak diskusi dan dialog, lengkapi administrasi, siapkan dana penunjang operasional untuk mendukung semangat ini.


---Kira-kira butuh berapa lama?

Kan kalau administrasi bisa dalam berapa bulan terakhir ini, kemudian kalau perlu terkait pemekaran wilayah jadikan agenda pertama kabinet yang baru, kalau kita tugas kita hanya fokus kelengkapan admintrasi karena kelengkapan admintrasi dengan konsep yang lalu sudah lengkap semua, tapi tidak mungkin adminitrasi yang lalu yang kita sodorkan, tentu administrasi yang baru. Oleh sebab itu saran saya jangan buang energi dengan seminar, dengan kumpul-kumpul dialog. Jangan buang energi bicara soal nama, ibukota, karena itu akan menjadi penghambat utama dan penundaan yang berkelanjutan terhadap konsep ini.


---Terakhir, dengan dua daerah baru yang dimekarkan di Buton raya, Buteng dan Busel, apa pesan bapak?


Saran saya kepada pemerintahan yang baru, yang pertama tentu kita terimakasih kepada Pak Bupati Buton Umar Samiun yang gagah berani melepas dan mendukung dua ini, itu harus salut kita.  Yang kedua, kita berharap dukungan daerah-daerah sekitarnya terhadap dua daerah ini, induk dan Kota Baubau harus bisa memberikan suport terhadap dua ini, karena ini yang akan berperan masyarakat kita semua. Yang ketiga, pejabat-pejabat yang baru ini harus fokus mempersiapkan dengan syarat-syarat apa peran pejabat yang baru ini tentu kelembagaan, kemudian pada saat yang sama siapkan langkah-langkah kongkrit karena tugas pejabat yang baru itu sama saja dengan pejabat definitif karena tidak dikurangi kewenangannya, sama kewenangannya, oleh sebab itu lakukan apa yang bisa dilakukan untuk percepatan pembangunan wilayah ini.(****)