Rabu, 18 Juli 2012

Baubau Autopilot


"Revolusi Senyum kita angkat dalam jargong Bersama Lebih Baik, tentu kita ingin menanamkan bahwa inti bersama lebih baik itu, kalau kita punya satu kesatuan hati," Amirul Tamim, Walikota Baubau




TIDAK terasa, Festival Perairan Pulau Makasar (FPPM) ke-5, besok, berada pada penghujung masa pemerintahan Walikota Amirul Tamim. Apa saja pengaruhnya selama ini? Bagaimana pula harapan walikota? Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Radar Buton, Irwansyah Amunu di Rujabnya, belum lama ini.



--Festival Perairan Pulau Makasar, diakhir periode bapak kira-kira muatannya apa?

Jadi ini Festival Perairan Pulau Makasar sudah jadi agenda nasional, tentu dengan berbagai kekurangan, kelemahan, masih tetap kita jumpai. Tapi terus kita mengangkat iven yang bisa menjual daerah kita dalam arti positif.

Baubau ini punya potensi besar di bidang pariwisata, bukan karena sejarah dengan berbagai peninggalan yang bisa bercerita di berbagai tempat, tapi dengan alamnya juga dengan potensi yang dimilikinya, daerah ini sebanarnya kaya. Ingin saya katakan dan berani saya katakan, daerah ini punya potensi paripurna kalau kita ingin kemas sebagai daerah tujuan wisata dan  berinvestaasi. Cuma daerah ini harus kita jual terus dalam berbagai momen, termasuk membuat iven seperti Festival Perairan Puma.

Diakhir jabatan saya di tahun ke-10, bertepatan dengan tahun 2012 beberapa iven yang akan diselenggarakan di Baubau. Iven budaya, 1 September tuan rumah Festival Keraton Nusantara. November iven politik, pemilihan walikota maupun gubernur, tapi kita yakin masyarakat kita sudah cukup dewasa menyikapi berbagai iven ini, sehingga saya yakin Kota Baubau bisa memerankan itu semua.

Terkait Festival Perairan Pulau Makasar, terus kita gelorakan iven ini, dan saya kira nama festival ini akan jadi catatan-catatan, dan mungkin jadi inspirasi bagi pihak-pihak dan generasi mendatang untuk tetap menggali kenapa namanya Pulau Makasar? Apa peran Pulau Makasar? Bagimana peran Baubau? Bagaimana peran kawasan ini? Bagaimana cerita masa lalu tentang kesultanan? Bagaimana daerah ini dan kemasan yang bagaimana pada masa-masa akan datang dengan berbagai potensi yang dimilikinya?

Olehnya itu, dengan konsep ini akan kembali pada masyarakat sebagai pemilik sah semua yang terjadi di Baubau. Tapi saya punya optimisme, jualan ini akan punya nilai besar di masa akan datang kalau terus kita gelorakan.

Karena satu, dunia ini semakin terbuka artinya dalam globalisasi, orang dalam usia-usia ke atas dengan kemapanan ekonomi, mereka akan berkeliling dunia, menikmati semua kawasan-kawasan dunia.

kedua, ada fenomena baru, tren masyarakat Indonesia domestik untuk selalu pada momen tertentu berlibur menikmati daerah-daerah lain, pesona-pesona Nusantara yang lain. Itu bisa kita lihat setiap liburan orang bergerak untuk mengunjungi tempat-tempat objek wisata, besar sekali.

Ketiga, ekonomi masyarakat semakin membaik, sehingga kebutuhannya bertambah. tadinya kebutuhan papan, pangan, sandang, ada kebutuhan tambahan yaitu rekreasi, sudah jadi kebutuhan pokok.

Kebutuan pokok itulah, kita harus menyiasati kota kita sehingga bisa menjadi salah satu pilihan ketika masyarakat domestik ingin memenuhi kebutuhan rekreasinya. Kalau tahun lalu dia ke Bali, ke Jogja, kemungkinan tahun berikutnya ke Baubau, dan itu akan terjadi. Orang Bali kemungkinan mengatakan saya pengen lihat Baubau, orang Jakarta demikian juga.

Dan ini sudah bukan hal yang susah karena fasilitas lapangan terbang kita dengan angkutan pesawat sudah bisa memberikan peluang untuk ini. Jadi orang yang karena irit waktu bisa naik pesawat, irit uang bisa naik kapal. Berarti ada peluang-peluang menjadikan daerah kita akan jadi pilihan. Tapi kalau ini tidak kita kelola dengan berbagai iven seperti Festival Perairan Pulau Makasar, mungkin daerah kita tidak jadi pilihan.

Dan ingat, salah satu sektor yang bisa mmemberikan kontribusi nilai tambah masyarakat, sektor pariwisata, bukan pemandangan alam, budaya, ini hanya magnitnya. Tapi sebenarnya yang bisa memanfaatkan, sisi ekonomi, industrinya, katakanlah industri kulinernya, kerajinanya, perhotelannya, angkutannya, kemudian berbagai instrumen-instrumen seperti disisi lain kreativiitas budaya akan menjadi bagian-bagaian yang akan timbul, muncul tapi nanti akan bernuansa ekonomi semua, itulah jadi peluang.

Karena tidak mungkin semua warga kita jadi PNS semua, tidak mungkin jadi kontraktor semua, tentu ada yang bisa terlibat dalam usaha apa saja, tapi bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kemasan-kemasan begitulah
 kenapa Festival Perairan Pulau Makasar kita patenkan.



-Sudah berapa jauh iven yang kita selenggarakan menggerakan nilai tembah berbagai sektor tadi?

Kalau kita lihat dari sisi PDRB kita, beberapa sektor itu, disektor hotel, jasa perdagangan naik, memberikan kontribusi dari posisi yang tadinya didominasi pertanian. Pertanian semakin menurun, kemudian sektor-sektor ini perdadagangan naik, ini artinya kontribusi dari hal-hal ini memberikan peluang-peluang besar. Dari tahun ke tahun memberikan nilai ekonomi yang semakin membaik.

Mungkin kalau ilustrasinya, semakin banyaknya pedagang kuliner di hampir setiap pojok Baubau dibandingkan beberapa tahun lalu. Kemudian restoran mulai tumbuh, tadinya boleh dikata tidak ada. Hotel, lihat itu hotel orang mulai berpikir rumahnya jadi penginapan, bagaimana Ruko direkayasa mejadi penginapan, mejadi hotek dan sebagainya. Kemudian sewa-sewa angkutan mobil semakin meningkat, mobil-mobil rental meningkat semua, kemudian angkutan-angkutan lain, dan berbagai ruang lain semakin meningkat, itu indikasi bahwa ini semua punya manfaat.



--Soal nama, kenapa dipilih nama Festival Perairan Pulau Makasar? Bagi beberapa kalangan terkesan mengangkat citra daerah lain?

Kita memilih Festival Perairan Pulau Makasar, itu tidak bisa dipungkiri laut yang ada di depan Kota Baubau ada namanya pulau yakni Pulau Makasar. Pulau Makasar ini ada sama dengan salah satu kota di Sulawesi yaitu Kota Makassar. Tentu kita ingin memanfaatkan nama trennya Makassar yang memang nama itu juga ada di Baubau, Pulau Makasar. Tapi dibalik itu ingin kita menanamkan memori kolektif bagi masyarakat kita, sekaligus ingin memberikan peluang, dan mungkin pertanyaan yang akan timbul generasi akan datang kenapa namanya Pulau Makasar.

Nama Pulau Makasar di Baubau, tidak akan terlepas sejarah peran Baubau di masa lalu, di dalam konteks bagimana melahirkan Indonesia yang sebenarnya seperti hari ini. Andil kesejarahan negeri Buton yang ada di Baubau pasti punya kaitan-kaitan dalam perkembangan sejarah masa lalu menuju Indonesia hari ini.

Tapi untuk menggali itu, itulah ruangnya bagi para peneliti, pemerhati generasi mendatang untuk menggali terus. Tapi dari sejarah itu yang ingin kami tangkap bahwa Baubau ini punya posisi stategis di kawasan ini.

Oleh karena itu, posisi strategis ini harus dimanfatkn sebagai posisi daya saing tinggi, bukan daya saing dalam konflik, tapi daya saing untuk mengangkat daerah ini, bukan berdaya saing yang negatif.

Karena ketika daya saingnya yang besar akan memberikan ruang ekonomi. Kita tidak bisa pungkiri kita di kaki depan Pulau Sulawesi untuk memberikan layanan-layanan yang lebih luas terhadap daerah-daerah Timur Indonesia yang begitu kaya. Dan itu akan didukung nantinya oleh sebaran masyarakat Buton yang ada di Indonesia Timur ini. Jadi sisa kecerdasan kita memafaatkan jejaring ini
 apakah kita mampu memanfaatkan jejaring ini atau tidak. Kkembali pada generasi kita ke depan. Tapi skenario ke arah sana itulah yang kita pondasikan dalam kerangka membangun Baubau ini.




--Bagimana dengan masyarakat Baubau apakah mereka sudah cerdas menangkap potensi dan posisi stargis ini?

Jujur kita katakan masih sebagian kecil yang bisa menangkap, tapi kita yakin
efek-efek dominonya sudah mulai terasa untuk ini akan merangsang yang lain dalam memanfaatkan ini.



--Dulu bapak mencangkan Revolusi Senyum, terkesan sepele tapi mulai bila dilihat muatan lokal kita memang mulai luntur dengan hantaman globalisasi. Padahal kita punya muatan lokal, roh kebutonan, apakah lewat acara ini bisa dikaitkan?


Sebenarnya tidak juga, tapi mungkin karena ketagangan-ketegangan dalam bersaing semakin kuat, sehingga mungkin fenomenanya seperti itu.

Saya terimakasih dingatkan terhadap Revolusi Senyum ini, memang kembali saya ingin ingatkan kepada kita semua mari dalam hal menjalin selaturahim interaksi yang betul-betul kominikatif dengan keramahan kita. Sebagai salah satu jargon kita dalam anatomi Semerbak. Karena disitu ada Ramah, dalam aplikasinya bagaimana kita bisa senyum, bagaimana kita bisa tunjukkan keramahan dengan senyuman dan itu kita sudah tunjukkan. Mudah-mudahan keramahan ini tercermin lagi dalam Festival Perairan Pulaua Makasar yang akan datang, oleh karena itu mari ramah, senyum.

Kemudian, karena Revolusi Senyum kita angkat dalam jargong Bersama Lebih Baik, tentu kita ingin menanamkan bahwa inti bersama lebih baik itu, kalau kita punya satu kesatuan hati. Jadi yang harus kita kembangkan, kita teruskan agar daerah ini mempunyai roh yang berkembang sesuai dengan roh sebenarnya.




--Dengan visi bapak pada periode kedua ingin menjadikan budaya yang produktif kalau dikaitkan dengan Festival Perairan Pulau Makasar, bagimana pengaruhnya?

Visi kita jangka panjang menjadikan Kota Baubau sebagai kota jasa dan dagang yang nyaman, melalui tahapan-tahapan visi, menjadikan pintu gerbang ekonomi dan pariwisata, kemudian ingin menjadikan budaya yang produktif. Ending kota budaya yang produktif ini tercermin bagaimana kita memanfaatkan Festival Keraton Nusantara sebagai salah satu momentum yang nantinya akan memperkuat posisi budaya. Tapi posisi budaya ini sesuatu yang punya nilai ekonomi yang bisa mengangkat hak dan martabat warga kawasan ini dengan produktifitas yang lebih tinggi lagi.  

Itulah dalam endingnya sebagai kota budaya yang produktif kita lihat, dinamika Kota Baubau dalam tahun terakhir sebagai tahun pemantapan ini, dinamika tumbuh begitu cepatnya mengalahkan
 dinamika kesiapan semua komponen dalam menata kota ini. Oleh sebab itu, penataan kota ini tidak hanya diserahkan pada pemerintah tapi semua komponen masyarakat untuk ikut bertsama-sama menatanya. Karena kalau tidak, pada masa akan datang dia akan mematikan dirinya sendiri dalam arti tidak akan punya kekuatan daya saing, lemah dalam berbagai aspek.



---Bagaimana menyiasati dinamika yang tinggi, dengan kesiapan yang
tidak sejalan dengan dinamika?


Oleh sebab itu kita berharap keserdasan masyarakar menentukan, dalam era demokrasi ini dikembalikan kepada rakyat yang akan menentukan. Ketika dia bisa mengeksekusi keputusan dengan tepat, maka daerah ini punya kesinambungan dalam perjalanan. Tapi Ketika dia mengeksekusi haknya kepada hal yang salah, berbahaya bagi kota kita ini
.


Olehnya itu, saran saya kepada semua komponen, cerdaslah menyiasati hak itu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan jalur dari program pembangunan kota ini untuk bisa berkelanjutan.



--Artinya harus ideologis, tidak pragmatis?

Harus punya idealis yang kokoh, dan saya yakin masyarakat KOta Baubau bisa menentukan.



--Bapak yakin?

Yakin.

--Yakin mereka rasional?

Kalau yang belum rasioanl saya ajak untuk rasional menyikapi ini. Karena daerah ini sudah terkonsep, kalau konsep ini menurut keyakinan saya berubah ini bisa menimbulkan persoalan. Kerena perjalanan selama 10 tahun mencerminkan kekuatan baru di Sultra dan di kawasan ini. Tapi konsep ini belum selesai, 10 tahun tidak mungkin bisa menyelesaikan, dia butuhkan lima tahun ke depan, lima tahun ke depan. Tapi lima tahun ke depan, lima tahun ke depan bukan saya yang menentukan, tapi rakyat Baubau-lah yang menentukan dan eksekusinya dalam demokrasi
.




---Harapan bapak di akhir jabatan dalam Festival Perairan Pulaua Makasar?


Harapan saya janganlah jadikan kebiasaan, ganti pemimpin ganti program. Karena ada biasa, penggati itu, dan ini mungkin sudah jadi budaya melekat malu meneruskan apa yang baik.

Oleh sebab itu untuk mengantisipasi yang malu merubah atau meneruskan yang sudah ada, itulah bagaimana agar yang meneruskan ini bisa tetap satu hati dalam menyikapi dinamika ini. Karena kalau tidak, beban dan resiko akan

dialami. Sehingga kelanjutan berbagai iven bisa berjalan.




---Artinya tidak salah kalau dikatakan Baubau Autopilot? Siapapun orangnya sudah ada sistem yang bisa berjalan otomatis?


Justru itu, kita kehendaki, ketika ada nakhoda yang sudah dapat dipercaya, dan nakhoda itu ketiaka mempercayakan melepas ini, sudah bisa berjalan sendirinya dalam bahasa orang bisa berjalan sendirinya, atau autopilot. Tapi kita harapkan masih ada yang harus bisa mempunyai jejaring yang bisa meneruskan ini.

Saya yakin Baubau kalau diteruskan
konsepnya, karena konsep ini sudah ada tinggal bagimana meletakkan sesuai dengan potensi dan karakternya.(one.radarbuton@gmail.com)