Minggu, 13 Januari 2013

"KUTU LONCAT" ATAU TERGUSUR

-Fenomena Caleg dalam Pemilu 2014


BAUBAU--
    Pemilu 2014 di depan mata. Sayangnya yang diakomodir KPU Pusat hanya 10 Parpol. Hal ini akan membuat politisi yang Parpolnya gugur akan menjadi "kutu loncat" bila tidak, bakal tergusur. 

Hal tersebut ditegaskan dua konsultan Politik yang pernah terlibat dalam Pilkada Buton dan Pilwali Baubau, belum lama ini.

Direktur Eksekuti PT Duta Politika Indonesia (DPI), Dedi Alamsyah Mannaroi melalui pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang dikirimkan pada koran ini semalam menyatakan, pastinya dengan adanya 10 partai yang ditetapkan KPU Pusat, sangat menguntungkan bagi partai tapi tidak bagi masyarakat. Alasannya sebagian masyarakt jadi terbatas untuk dapat memilih.

Menurutnya, ideologi partai salah satu pertimbangan masyarakat dalam memilih partai. Adapun dari 10 partai hanya satu partai yang baru ideologinya, yaitu Nasdem. Namun track recordnya masih belum teruji, alias masih bau kencur. Meskipun figur didalamnya adalah orang-orang atau eks tokoh partai yang gagal di Pemilu 2009.

Konsultan Politik pasangan Oemar-Bakrie ini menyatakan 10 partai yang lolos, ada jaminan semakin banyak "kutu loncat". Untuk partai yang pada Pemilu 2009 berhasil meloloskan banyak calegnya, namun tidak lolos tahun ini, maka bisa saja kadernya diterima di partai yang berhasil lolos.

Alasannya, lanjut dia, para politisi tersebut bisa menjadi “setrum” bertambahnya pundi-pundi suara pada Pemilu mendatang. Sebaliknya, bagi partai korban peloncatan, hal ini merupakan peristiwa tak menggembirakan, yang dapat berdampak pada pelemahan infrastruktur partai pada Pemilu selanjutnya.

"Sebut saja seperti Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dari PAN, Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarun dajang dari PDI-P, Gubernur NTT Zainul Majdi yang adalah kader PBB, dan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, mereka semua kini telah meninggalkan partai yang telah membesarkan namanya untuk bergabung dengan Demokrat," bebernya.

Kata Dedi Almsyah, fenomena politisi "kutu loncat" ini, setidaknya memberi sedikit gambaran bagi masyarakat bahwa slogan-slogan untuk kepentingan rakyat adalah cuma sebuah trik politik belaka. "Realitanya hanyalah untuk kepentingan pribadi mereka. Karena semua yang berbicara adalah tahta dan harta," tukasnya.


Sementara itu, Karyono Wibowo, pengamat politik dari Public Institute menyatakan keputusan KPU mrupakan seleksi alam. Jumlah 10 partai cukup ideal saat ini. Fakta berbicara, selama reformasi multi partai ternyata tidak membawa pencerahan demkrasi. Dan kabarnya KPU siap mengadu data atas keputusannya mengeleminasi banyak Parpol, Itu perlu diapresiasi. "Bahwa ada kutu loncat, itu sebuah keniscayaan ya pasti terjadi," ujar konsultan politik pasangan Ibrahim Marsela-Muirun Awi (IMAM) ini, melalui BBM-nya, semalam.

Sementara itu, Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Batupoaro, Zulkifli Jumadi membenarkan dominan legislator yang partainya tidak lolos akan bergabung ke partai yang dinyatakan lolos. "Untuk tetap berjuang biar tetap eksis di kancah politik," pungkasnya.(iwn)