Minggu, 27 Januari 2013

Tahun ke-10, Doktor ke-11


TERUS berkarya. Ini mungkin kalimat yang tepat untuk melukiskan bagaimana sepak terjang Walikota Amirul Tamim dalam menakhodai Baubau.

Betapa tidak, diakhir masa jabatannya, atau minus 11 hari sebelum waktunya menjabat sebagai orang nomor satu di Baubau selesai, Amirul masih sempat menyelesaikan studi S3 jurusan Teknik Sipil di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Dengan Judul tesis: Model Rekayasa Sumber Daya Alam dan Buatan Secara Terintegrasi Berbasis Kinerja DAS Baubau. ("Integrated Engineering Model Of Natural And Artifical Resources Based On The Performance Of Baubau Watershed")

Beberapa hal menarik terkait gelar doktor yang diraih Amirul, pertama, basis pendidikan Amirul pada kuliah S1 dan S2, bidang sosial. Namun S3-nya, bidang teknik. Dari ilmu sosial, ke eksakta. Biasanya yang terjadi dari teknik ke sosial. Namun ia, sebaliknya.

Kedua, sejak didirikan jurusan Teknik Sipil Unhas, Amirul merupakan alumni ke-11. Ya, berada pada tahun ke-10 sebagai walikota, suami Ny Yusni tersebut tercatat sebagai alumni ke-11. Bahkan dari delapan mahasiswa S3 Teknik Sipil asal Pemkot Baubau yang seangkatan dengannya, dia merupakan orang pertama yang mendapatkan gelar doktor.

Ketiga, Amirul ditasbihkan sebagai alumni yang sangat terpelajar. Sebab, lazimnya program doktor ditempuh selama tiga tahun, alias enam semester, namun mantan Kepala Biro Pemerintahan di era Gubernur Sultra, Kaimoeddin ini menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun setengah. Dengan kata lain lebih cepat satu semester.

Tak hanya itu, Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Amirul hampir sempurna, 3,88. Memiliki tiga jurnal internasional, dan dua jurnal nasional.

Maka itu, tak heran bila selama ujian, Amirul mengundang decak kagum pengujinya, sejumlah guru besar. Sebab, semua pertanyaan yang diajukan mampu dijawab. Bahkan hingga masuk ke perkara-perkara teknis.

Keempat, dalam sejarah kepala daerah di jazirah Buton Raya, Amirul memecahkan rekor sebagai kepala daerah pertama yang bergelar doktor.

Dari semua pencapaian tersebut, mestinya dijadikan motivasi bagi semua kalangan, khususnya generasi muda untuk bisa meraih gelar pendidikan tertinggi. Sebab, pada usia yang tidak tergolong muda lagi, Amirul mampu menyelesaikan studi doktornya dalam waktu singkat.

Bagaimana dengan kepala daerah lain? Bagaimana pula dengan generasi yang usianya lebih muda lagi? Harusnya menjadi cambukan untuk terus berkarya. Sebab umur bukanlah hambatan untuk berinovasi dan berkreasi.(***)