Senin, 07 Januari 2013

"Tumbal Pergantian Tahun"

MENUTUP lembaran tahun 2012, banyak kisah tragis yang menghiasi perjalanan insan di jazirah Buton Raya.

Betapa tidak, pada saat kita membuka lembaran baru hari pertama Januari 2013, tiga tragedi yang dicatat Radar Buton berujung maut. Korbannya pun tidak sedikit, lima orang.

Pertama, dua Balita yang tenggelam di Sungai Baubau, Fahmy (4) dan Farel (4) warga Kelurahan Tomba, Kecamatan Wolio ditemukan dalam kondisi terapung. Sempat dilarikan ke rumah sakit, namun terakhir nyawa keduanya tak bisa diselamatkan.  

Kedua, La Adi warga Desa Kanapanapa, Kecamatan Mawasangka. Pria 23 tahun ini korban pembunuhan malam tahun baru 2013. Dia dikeroyok sejumlah orang hingga kepalanya robek akibat benda tumpul, luka di jidat dan luka tusuk di dada.

Peristiwa naas terjadi Selasa (1/1) sekitar pukul 01.00 wita. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun karena lukanya sangat serius membuatnya tak bisa tertolong.

Ketiga, dua Lakalantas di tempat terpisah juga pada awal tahun. Korbannya, satu mahasiswa perguruan tinggi di Baubau bernama Ramli (29), warga Kelurahan Bonebone. Belakangan diketahui meninggal Kamis (3/1) sekitar pukul 10.30 Wita di RSUD Baubau setelah dua hari mendapat perawatan medis. Sementara, empat korban lainnya mengalami luka robek dan ringan.


Ya, ketiga peristiwa tersebut, tenggelam, pengeroyokan, dan Lakalantas, tentu menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Kita mencatat, hal ini nyaris serupa dengan pergantian tahun 2011 lalu. Namun bedanya, kali ini lebih menyolok karena dalam satu hari menelan korban hingga lima orang. 

Semua berharap, semoga hal tersebut tidak lagi terulang pada tahun berikutnya. Jangan sampai ada kesan, setiap pergantian tahun butuh tumbal. Tentu hal ini tidak benar.

Toh, ajal berada dalam kuasa Illahi. Manusia tak bisa menentukan kapan nyawanya dicabut.

Namun demikian, untuk menghindari korban agar tidak jatuh lagi pada tahun mendatang, kewaspadaan harus ditingkatkan. Jangan jadikan malam tahun baru dengan euforia yang berlebihan karena dampaknya berpotensi membahayakan diri sendiri. Apalagi resikonya sampai nyawa taruhannya.(***)