Senin, 04 Februari 2013

Fit and Proper Test: Kompeten atau Impoten

Catatan: Irwansyah Amunu



ENAM hari sudah Tamrin resmi menggantikan DR Amirul Tamim sebagai Walikota Baubau. Sayangnya, momen bersejarah pelantikannya, Rabu (30/1) lalu, saya tidak berada di Baubau karena bertepatan dengan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar BPP Harian Fajar di Makassar. Saya tiba di Baubau setelah pelantikan. 

Namun demikian, hari ke-2 UKW digelar, saat Amirul masih menjabat walikota, saya sempat mengontak sejumlah kolega dan sumber berita bahwa saya akan menghubungi bila tim penguji dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat meminta saya menghubungi mereka. Sejumlah nama yang saya tuliskan, diantaranya AS Tamrin. Selain itu, DR Amirul Tamim, Umar Samiun, LM Yamin, AKBP Fahrurozi, Ahmad Arfa, Amril Tamim, DR Ansir, DR Andi Tenri, dan La Masikamba. Masih ada sejumlah nama lainnya, total berjumlah 20 orang.   

Dari beberapa nama yang saya tuliskan, penguji hanya meminta menghubungi Amirul, Umar Samiun, dan LM Yamin. Alhamdulillah, setelah mengikuti seluruh rangkaian tes, saya dinyatakan lulus UKW level utama. Untuk diketahui, kompetensi wartawan tiga tingkatan, muda, madya, dan utama.

Beruntung, saya merupakan wartawan pertama di jazirah Buton Raya yang lulus UKW level utama. Mungkin karena baru saya yang mengikuti UKW, maka lebih beruntung lagi karena saya merupakan satu-satunya wartawan di Buton Raya yang dinyatakan kompeten oleh Dewan Pers. Dan akan mendapatkan kartu yang diteken Bagir Manan, Ketua Dewan Pers. Kenapa Dewan Pers? Karena peserta hasil UKW yang lulus tersebut akan dikirimkan ke Dewan Pers untuk mendapatkan nomor kartu.

Mengapresiasi kelulusan tersebut, Kepala Redaksi Fajar, Faisal Syam menyatakan hasil UKW menjadi indikator kualitas wartawan. Sekaligus membedakan wartawan yang kompeten atau impoten. Karena peserta pelatihan dari Fajar Grup, membuktikan jebolannya kompeten. Apalagi peserta pelatihan semuanya dari Fajar Grup, diantaranya Radar Buton, Kendari Pos, Fajar Tv, Kendari Ekspres, Radar Sulbar, Radar Bone, Radar Bulukumba, Palopo Pos, Pare Pos, dan Timor Ekspres.

Lulus UKW, saya kembali menghubungi sejumlah rekan tadi, rata-rata mengucapkan selamat atas kelulusan saya. Termasuk AS Tamrin yang mengirimkan pesan pendek (SMS) berbunyi: Als, SAYA mengucapkan selamat dan Sukses atas kelulusan Bpk, tentu atas kemampuan dan prestasi Bpk dlm profesi yg sdh mapan, SY merasa belum pernah berkontribusi atas prestasi Bpk tsb, sepenuhnya atas kualitas kapasitas Bpk...., mdh2an kesuksesan Bpk hari ini menjadi tangga bagi kesuksesan selanjutnya, semoga TUHAN YMK meridhoi dan merakhmati, wass, terima kasih.

Nah, dari pengalaman pribadi ini saya hendak memparalelkan dengan nafas awal pemerintahan Baubau sekarang di bawah kendali Tamrin. Sebab, dia berencana juga melakukan fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan kepada pejabat Pemkot. Kurang lebih sama dengan yang saya alami di Makassar, awal pekan lalu. 

Suatu hal yang mengejutkan, ketika ditanya wartawan soal mutasi pejabat, dia menyatakan tidak ingin terburu-buru melakukannya. Ia hendak menyelami para pejabat sekarang melalui fit and proper test, apakah mereka tetap dibiarkan pada jabatannya, atau diganti.

Ini sekaligus meruntuhkan rumor yang selama ini berkembang, bahwa bila berkuasa, pasangan Tamrin-Maasra (Tampil Mesra) akan melakukan mutasi termasuk me-non job-kan sejumlah pejabat. Nama pejabat baru, pejabat yang dimutasi sudah ada, lengkap beserta tanggal pelantikannya.

Kita berharap fit and proper test berjalan objektif, sehingga akan terlihat mana pejabat yang layak, dan tidak. Indikatornya, apakah mereka memahami Tupoksinya atau tidak. Kemudian, bagaimana kesesuainnya dengan visi misi Pemkot dan Tampil Mesra ke depan.

Tujuannya, tentu untuk membawa "kapal" yang bernama Baubau kian melesat cepat dan jauh ke depan. Semakin maju sesuai harapan rakyat. Bukan jalan di tempat, atau lebih parah lagi mundur ke belakang.

Maka itu, pihak yang melakukan propert test pun harus kompeten. Sehingga out put-nya pun kompeten.

Bila tidak maka, proper test yang dilakukan hanya bersifat sandiwara. Karena hasilnya sudah bisa ditebak, sesuai selera dan kedekatan. Bukan objektifitas apalagi rasionalitas. Sehingga hasilnya sesuai dengan nama-nama rumor yang berkembang. Dengan kata lain "kunci jawabannya" atau nama-nama pejabat yang bakal mengisi kursi kabinetnya sudah ada.

Sehingga harapan lahirnya pejabat kompeten, jauh dari kenyataan. Tentu hal ini bukan pilihan Tamrin. Apalagi dia telah lama, puluhan tahun malang-melintang di dunia birokrasi. Bahkan mampu menembus eselon II BPN Pusat dengan menempati jabatan salah satu direktur di sana. Tidak mungkin Ketua PAN ini bisa menebus posisi penting tersebut kalau dengan modal pas-pasan. Tentulah dia memiliki modal kepintaran.

Alhasil, publik berharap fit and proper test yang dilakukan akan melahirkan pejabat yang kompeten, mampu menjalankan tugas sesuai harapan, bukan impoten yang hampa kreativitas. Ya, hasil fit and proper test: kompeten atau impoten.(one.radarbuton@gmail.com)