Senin, 09 September 2013

Harapan Terakhir

Catatan: Irwansyah Amunu

BUTENG... Busel... Atau Buteng dan Busel...

Demikian asa yang tersimpan di dada masyarakat jazirah Buton Raya. Apalagi pembahasan kali ini merupakan agenda terakhir anggota dalam masa sidang terakhir dewan di Senayan membicarakan nasib calon Daerah Otonom Baru (DOB) yang akan dimekarkan.

Karenanya, ini merupakan harapan terakhir masyarakat Buton melihat DOB lahir, salah satu, apakah Buton Tengah (Buteng), Buton Selatan (Busel), atau kedua-duanya.

Melihat perang opini antara Hasmin Ilimi dan Saleh Ganiru, tampaknya sulit melihat dua bayi kembar DOB, Buteng dan Busel, lahir. Walau kita tetap berharap keduanya bisa lahir kali ini. Namun demikian, kalau pun tidak bisa mekar sekaligus, minimal salah satu dari keduanya bisa menjadi DOB.

Mengapa? Sebab, perjuangan pemekaran sudah makan waktu lama. Rasanya durasi yang terbuang dengan hasilnya tidak signifikan.

Ditambah lagi dengan wacana yang dihembuskan setiap kali pesta demokrasi, entah Pilkada, atau Pileg, pemekaran Buteng, Busel, termasuk Provinsi Buton Raya selalu dijadikan "angin surga" kepada rakyat. Namun hasilnya hingga kini tetap masih menjadi "angin surga". Hasilnya masih di langit, belum turun ke bumi.

Harapan sempat menggebu ketika Hasmin Ilimi, Ketua Komisi I DPRD Buton yang menyatakan nasib dua DOB tersebut ditentukan Senin (2/9) lalu. Namun batal. Menurut Saleh, Komisi II DPR RI dan Kemendagri masih memiliki kesibukan sehingga urung dilakukan.

Asa kembali ditiupkan Saleh. Menurutnya dua stakeholder tersebut rencananya bakal membahas DOB, Rabu (11/9) lusa. Namun yang ganjil agenda tersebut masih belum bisa dipastikan karena belum ada konfirmasi jadwal dan undangan dari Komisi II dan Kemendagri.

Jadi, hingga kini masih menggantung tanda tanya.

Namun begitu, peluang terakhir pemekaran DOB masih diberikan wakil rakyat di Senayan sebelum periodenya berakhir tahun depan. Janji pun sudah ditebar pihak eksekutif dan legislatif di Pusat.

Kini, masyarakat menanti, kapankah pemekaran terjadi. Sebab, ini merupakan asa yang lama tersimpan dari masyarakat.

Yang jelas, dalam perjuangan pemekaran, tidak ada yang mustahi. Apakah Buteng... Busel... Atau Buteng dan Busel...(Follow twitter: @irwansyahamunu)