Minggu, 08 September 2013

Tokoh Buton Raya Rindu Khilafah

BAUBAU--

Sejumlah ulama dan tokoh di jazirah Buton Raya merindukan penerapan syariah dalam bingkai khilafah Islamiyah.

Demikian suasana menjiwai acara yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Baubau bertajuk, Liqo Syawal 1434 H, Hizbut Tahrir Indonesia Bersama Ulama dan Tokoh: Ulama Memperjuangkan Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah di Aula Panti Asuhan Muslimin, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Jumat (30/8) malam lalu.

Salah satunya, H Amin As'ary menyatakan harusnya kita menerima sistem Islam sebab berasal dari wahyu Allah, tidak mungkin salah. Apalagi Allah sudah menyatakan barang siapa yang tidak menerima hukum Allah mereka tergolong orang kafir, zalim, fasik.

"Saya salut dengan Hizbut Tahrir, banyak menyoroti pemerintah. Termasuk memberikan pencerahan dengan buletin-buletin yang tiap Jumat, sangat berguna sekali untuk memberikan pemahaman kepada orang awam," papar imam Masjid Raya Baubau ini. Dia menilai, beberapa hukum Islam memang dipakai dalam hukum positif, tapi tidak seluruhnya digunakan. Nah, pada celah inilah digunakan pemerintah untuk sewenang-wenang. Maka itu, dia berharap agar hukum Islam diberlakukan secara universal.

Hasanuddin, peserta lain menyatakan secara persentase masyarakat di sejumlah negara merindukan penegakkan hukum Islam seperti Malaysia, Afganistan, Indonesia, Pakistan, angkanya diatas 70 persen. Maka itu, dia bertanya sampai kapan sistem yang kita anut sekarang bertahan.

Sementara, H Muhammad DM, berharap agar kegiatan Hizbut Tahrir tidak saja dalam bentuk fikriyah wal siyasah (pemikiran dan politik), tapi juga wa amaly (berbuat). "Kegiatannya cukup memadai dari level nasional termasuk internasional. Saya berharap kita bisa menyatukan umat Islam dengan akidah Islam yang mantap," ujar mubaligh Kota Baubau ini secara bertanya bagaimana sikap kita menghadapi dengan pemilihan nanti.

Peserta lainnya, Ahmad Zakariah menegaskan Islam tanpa Daulah Khilafah Islamiyah, bukan Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.     

Menanggapi sejumlah pertanyaan, DPP HTI, Ustaz Dede Tisna menyatakan hukum Islam melalui payung Khilafah Islamiyah wajib diterapkan. Apalagi secara historis pada masa lalu kaum muslimin pernah diperintah sebanyak 104 khalifah selama sekitar 14 abad lamanya.

Soal kapan Khilafah terwujud, merupakan rahasia Allah, namun kita sebagai umat Islam wajib memperjuangkannya karena hal tersebut merupakan bisyarah Nubuwah. HT, sejak dilahirkan sampai sekarang tetap konsisten memperjuangkan penerapan syariah melalui khilafah, walaupun tidak berjuang melalui parlemen.

Menurutnya, hal tersebut sejalah dengan metode Nabi Muhammad SAW. Metodenya, dimulai dengan tahapan pembinaan, kemudian berinteraksi dengan masyarakat melalui perjuangan politik, terakhir pengambil alihan kekuasaan.

Acara yang dimulai sekitar pukul 20.00 Wita tersebut dihadiri ratusan peserta. Selain menghadirkan Ustaz Abdul Razak Assegaf yang memberikan testimoni, hajatan tersebut dihadiri pula sejumlah tokoh dan ulama lainnya, antara lain, Drs La Ode Makmuni (mantan Walikotif Baubau), Ir Bahara MSi (birokrat di Pemkot Baubau), Ir Christopol Edi MT (akademisi Universitas Dayanu Ikhsanuddin), dan Drs Muhammad Fauzi.(*)

(Humas DPD II HTI Kota Baubau/Dirilis di Buton Pos edisi Senin, 2 September 2013)