BAUBAU--
Sejumlah ulama dan tokoh di jazirah Buton Raya merindukan penerapan syariah dalam bingkai khilafah Islamiyah.
Demikian
suasana menjiwai acara yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota
Baubau bertajuk, Liqo Syawal 1434 H, Hizbut Tahrir Indonesia Bersama
Ulama dan Tokoh: Ulama Memperjuangkan Perubahan Besar Dunia Menuju
Khilafah di Aula Panti Asuhan Muslimin, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara,
Jumat (30/8) malam lalu.
Salah satunya, H Amin As'ary menyatakan harusnya kita menerima
sistem Islam sebab berasal dari wahyu Allah, tidak mungkin salah.
Apalagi Allah sudah menyatakan barang siapa yang tidak menerima hukum
Allah mereka tergolong orang kafir, zalim, fasik.
"Saya salut dengan Hizbut Tahrir, banyak menyoroti pemerintah.
Termasuk memberikan pencerahan dengan buletin-buletin yang tiap Jumat,
sangat berguna sekali untuk memberikan pemahaman kepada orang awam,"
papar imam Masjid Raya Baubau ini. Dia menilai, beberapa hukum Islam
memang dipakai dalam hukum positif, tapi tidak seluruhnya digunakan.
Nah, pada celah inilah digunakan pemerintah untuk sewenang-wenang. Maka
itu, dia berharap agar hukum Islam diberlakukan secara universal.
Hasanuddin, peserta lain menyatakan secara persentase masyarakat di
sejumlah negara merindukan penegakkan hukum Islam seperti Malaysia,
Afganistan, Indonesia, Pakistan, angkanya diatas 70 persen. Maka itu,
dia bertanya sampai kapan sistem yang kita anut sekarang bertahan.
Sementara, H Muhammad DM, berharap agar kegiatan Hizbut Tahrir tidak
saja dalam bentuk fikriyah wal siyasah (pemikiran dan politik), tapi
juga wa amaly (berbuat). "Kegiatannya cukup memadai dari level nasional
termasuk internasional. Saya berharap kita bisa menyatukan umat Islam
dengan akidah Islam yang mantap," ujar mubaligh Kota Baubau ini secara
bertanya bagaimana sikap kita menghadapi dengan pemilihan nanti.
Peserta lainnya, Ahmad Zakariah menegaskan Islam tanpa Daulah
Khilafah Islamiyah, bukan Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Menanggapi
sejumlah pertanyaan, DPP HTI, Ustaz Dede Tisna menyatakan hukum Islam
melalui payung Khilafah Islamiyah wajib diterapkan. Apalagi secara
historis pada masa lalu kaum muslimin pernah diperintah sebanyak 104
khalifah selama sekitar 14 abad lamanya.
Soal kapan Khilafah terwujud, merupakan rahasia Allah, namun kita
sebagai umat Islam wajib memperjuangkannya karena hal tersebut merupakan
bisyarah Nubuwah. HT, sejak dilahirkan sampai sekarang tetap konsisten
memperjuangkan penerapan syariah melalui khilafah, walaupun tidak
berjuang melalui parlemen.
Menurutnya, hal tersebut sejalah dengan metode Nabi Muhammad SAW.
Metodenya, dimulai dengan tahapan pembinaan, kemudian berinteraksi
dengan masyarakat melalui perjuangan politik, terakhir pengambil alihan
kekuasaan.
Acara yang dimulai sekitar pukul 20.00 Wita tersebut dihadiri
ratusan peserta. Selain menghadirkan Ustaz Abdul Razak Assegaf yang
memberikan testimoni, hajatan tersebut dihadiri pula sejumlah tokoh dan
ulama lainnya, antara lain, Drs La Ode Makmuni (mantan Walikotif
Baubau), Ir Bahara MSi (birokrat di Pemkot Baubau), Ir Christopol Edi MT
(akademisi Universitas Dayanu Ikhsanuddin), dan Drs Muhammad Fauzi.(*)
(Humas DPD II HTI Kota Baubau/Dirilis di Buton Pos edisi Senin, 2 September 2013)