Minggu, 19 Januari 2014

Baubau Butuh RSJ

MEREBAKNYA jumlah orang gila (Orgil) di Kota Baubau mulai menimbulkan kekhawatiran. Betapa tidak, bila sebelumnya jumlah Orgil bisa dihitung dengan jari, kini kian bertambah.

Bahkan, hampir disetiap sudut kota kita menemukan mereka berkeliaran. Tak ayal, pemandangan tersebut mulai meresahkan warga Kota Semerbak.

Apalagi tak sedikit diantaranya memperlihatkan alat kelaminnya. Mereka turut mewarnai pemandangan kota peserta lomba anugerah Adipura ini, karena kerap mangkal di trotoar dan umumnya mondar-mandir dibilangan Pasar Karya Nugraha, Laelangi, Wameo, dan sejumlah jalan protokol.

Pemandangan tersebut harusnya menjadi perhatian serius pihak Pemkot, khususnya Dinas Sosial. Jangan lagi lepas tangan seraya menyatakan hal tersebut merupakan gawean pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Nah, kalau Baubau tidak punya RSJ, dan angka Orgil terus bertumbuh, lantas mereka tanggung jawab siapa? Jika benar hal tersebut merupakan urusan pihak RSJ, pertanyaannya sudahkah mereka dilaporkan kepada RSJ Kendari?

Melihat fenomena depresi sosial yang kian meningkat ini, sudah saatnya Pemkot memikirkan pendirian RSJ di Baubau. Lagipula kota ini merupakan daerah inti dari hinterland disekitarnya seperti Buton, Butur, Muna, dan Wakatobi. Jadi, kalau ada penderita gangguan jiwa di lima daerah tersebut bisa dirujuk ke Baubau.    

Dengan demikian, Orgil tidak lagi merusak pemandangan. Lebih penting lagi, karena mereka manusia, maka harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Hilangkan perasaan karena mereka hilang ingatan lantas kita masa bodoh terhadap mereka. Ingat, mereka juga manusia dan mesti mendapatkan atensi pula.

Langkah awal, mestinya Dinsos mendata berapa jumlah Orgil di Baubau. Apakah mereka warga setempat atau bukan, semuanya harus jelas. Dengan akurasi data tersebut maka pihak Dinsos sudah bisa memikirkan apa langkah selanjutnya? Apakah mendiamkan sehingga mereka menyandang status abadi sebagai Orgil atau berupaya mengobati penyakitnya hingga sembuh seperti sedia kala. Pilihan ada di tangan Pemkot?(follow twitter: @irwansyahamunu)