Minggu, 12 Januari 2014

Tahun Pembuktian Tamrin

TAK terasa nyaris setahun, duet AS Tamrin-Wa Ode Maasra Manarfa dilantik sebagai pasangan Walikota-Wawali Baubau. Masyarakat sudah bisa menilai sejauh mana terobosan yang dilakukan pasangan yang terkenal dengan akronim TAMPIL MESRA ini dibandingkan pendahulunya Amirul Tamim-LM Halaka Manarfa.

Memang terlalu dini untuk mengukur kinerja Tamrin-Maasra diawal pemerintahannya. Apalagi APBD yang digunakan adalah warisan dari APBD Amirul. Praktis yang bisa dilakukan hanya meneruskan atau melakukan evaluasi pada penyusunan APBD Perubahan agar sesuai dengan program TAMPIL MESRA. Namun setidaknya tahun pertama ini menjadi salah satu indikator masyarakat untuk mengukur sejauh mana Tamrin-Maasra mengelola Baubau agar tetap menjadi kiblat bagi daerah di Sultra Kepulauan.

Apakah Baubau tetap menjadi daerah inti di Sultra Kepulauan? Ukurannya antara lain sektor ekonomi, perdagangan, dan jasa yang menjadi primadona daerah kota. Bila tiga hal tersebut mengalami peningkatan maka Baubau tetap berada pada kastanya. Jika tidak, maka Baubau mengalami kemerosotan. Rekam jejaknya antara lain secara makro bisa dilihat dari capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD), secara mikro diukur dari suasana ekonomi masyarakat per kepala, apakah bertumbuh atau berkurang.

Nah, bila APBD tahun lalu disebut sebagai warisan pemerintahan sebelumnya, maka tahun ini merupakan tahun pembuktian. Disinilah kita bisa mengukur originalitas atau keaslian program TAMPIL MERSA yang bercita-cita mensejahterakan rakyat dengan empat pilarnya.

Sayangnya dari Rp 600 miliar total APBD 2014 Kota Baubau, kita belum menemukan apa program primadona Tamrin-Maasra menuju kesejahteraan sesuai dengan tagline TAMPIL MESRA (baca: Tamrin-Maasra Pilihan Mensejahterakan Rakyat). Apalagi diawal tahun ini sudah ditiupkan indikasi keretakan hubungan kedua pemimpin, Tamrin-Maasra. Kalau ini terus dibiarkan akan mengganggu jalannya bahtera Kota Baubau menuju tujuan. Karena bakal terjadi kegaduhan dikalangan kabinetnya, dan sudah pasti hal tersebut bakal dirasakan masyarakat.

Namun demikian, diawal tahun ini kita patut pula mengapresiasi langkah mutasi yang dilakukan Tamrin dengan mencopot dr Zamri Amin SpOG dari jabatan Kepala RSUD, dan mengembalikan sejumlah pejabat eselon III yang sebelumnya non job. Walaupun banyak pihak yang menilai hal tersebut belum sepenuhnya menjalankan rekomendasi Irsus Kemendagri, karena pejabat eselon II yang terpental, belum satu pun yang dikembalikan ke levelnya.

Kedua, kerja nyata Tamrin untuk melanjutkan pembangunan PLTU Kolese. Sebab PLTU Kolese merupakan salah satu jawaban untuk menyelesaikan krisis listrik di daerah ini.

Alhasil, 2014 ini merupakan tahun pembuktian Tamrin. Apakah Tamrin lebih baik, sama, atau mundur dari Amirul hanya waktu dan masyarakat yang bisa menjawabnya.(follow twitter: @irwansyahamunu)