Minggu, 09 Februari 2014

Lampu Kuning dari DPRD Baubau

SETELAH melalui proses yang panjang, akhirnya dewan "mengadili" pihak eksekutif, akhir pekan lalu. Meski tidak dihadiri langsung Walikota Baubau AS Tamrin, namun sidang yang dipimpin Ketua DPRD Hasidin Sadif tersebut tidak kehilangan taji.

Sejumlah anggota dewan tetap bertahan dengan sikapnya, pihak eksekutif dinilai tidak menjalankan secara serius rekomendasi Irsus Kemendagri. Tiga poin yang tercantum dalam rekomendasi, pertama, walikota diminta meninjau kembali secara bertahap surat keputusannya tentang pemberhentian pejabat struktural pada  6 dan 27 Fabuari 2013 sebanyak 66 SK perseorangan. Kedua, membatalkan surat keputusan walikota No. 821.2/51/2013 tanggal 27 Febuari 2013, nama dr Zamri Amin SpOG. Ketiga, pengangkatan jabatan fungsional dan sturktural disesuaikan dengan perundang-undangan yang berlaku.

Walaupun Sekot Muhammad Djudul menyatakan pihaknya telah menjalankan rekomendasi, namun keterangan tersebut dianggap belum sesuai kenyataan. Padahal, poin dua secara nyata dilakukan dengan mencopot dr Zamri dari kursinya sebagai Kepala RSUD.

Karena wakil rakyat tetap bertahan dengan pandangannya, maka muncul suara baru untuk membawa persoalan ke Mahkamah Agung (MA). Finalnya menunggu paripurna 17 Februari nanti.

Nah, kalau ini yang diambil, maka secara tersirat dewan telah memberi signal lampu kuning kepada eksekutif. Sebab bila hal itu dilakukan, maka akan berdampak terhadap jalannya pemerintahan, karena yang disodok langsung "01" Baubau.         

Memang, kegerahan dewan paling kuat didasarkan pada sektor makro dan mikro ekonomi masyarakat. Sebut saja, dari sekitar Rp 600 miliar APBD Baubau, terserap untuk belanja pegawai sebanyak 78 persen. Apalagi Pemkot masih menerima pegawai pindahan dari kabupaten lain. Nah, kalau demikian lantas berapa dana yang sampai ke masyarakat? Berapa uang yang digunakan untuk membangun infrastruktur? Berapa rupiah bisa memutar sektor ril untuk merealisasikan kesejahteraan yang dijanjikan?

Tentu sulit dibayangkan apalagi dengan membandingkan prestasi Baubau dalam kurun waktu satu dekade lalu. Maka jangan heran kalau sejumlah anggota dewan gregetan.

Hanya saja, untuk melihat keseriusan dewan, kita akan lihat pada 17 Februari nanti. Apakah hasil paripurna wakil rakyat bernyali atau tidak, semuanya bakal terang benderang. Jadi, layak ditunggu apakah endingnya klimaks atau antiklimaks.(follow twitter: @irwansyahamunu)