Rabu, 22 April 2020

BANYAK TES, BANYAK TAHU


Catatan: Irwansyah Amunu


ADA yang bertanya ke saya, mengapa Baubau daerahnya sangat terbuka tapi hingga kini belum ada warganya positif Covid-19? Saya hanya melempar senyum dan mengangkat bahu. 

Bandingkan dengan daerah lain yang sudah menjadi zona merah di Sultra, yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Muna, Kolaka, dan Kolut. Baubau relatif lebih terbuka dibandingkan lima daerah tersebut. 

Memang satu-satunya cara untuk memastikan kondisi kesehatan seseorang hanya satu jalan, PCR swab test. Namun pendekatan yang bisa ditempuh sebelum sampai di sana, menggunakan rapid test. 

Desakan inilah yang sekarang mengemuka. Rapid test diperbanyak. 

Tuntutan tersebut semakin mengemuka setelah 768 penumpang KM Lambelu tiba di Baubau, Senin (6/4) lalu. Setelah tiba disejumlah daerah di Bumi Anoa dibutuhkan kepastian kondisi kesehatannya. 

Bukan hanya bagi penumpang KM Lambelu, tapi juga masyarakat setempat. Kepastian sangat penting sebagai garansi mereka bebas dari Covid-19. 

Tujuannya untuk memutus rantai penularan Covid-19. Jangan sampai di antara mereka ada yang carier. Masa inkubasi selesai Senin (20/4) lalu, lantas berinteraksi dengan warga. Justru menularkan kepada orang lain. 

Disinilah pentingnya: banyak tes, banyak tahu. 

Sehingga keselamatan tidak hanya diberikan kepada para penumpang, tapi juga pada masyarakat luas. Semakin banyak tes, semakin banyak rakyat yang diselamatkan. 

Covid-19 bukan aib. Kalaupun positif, dunia belum kiamat. 

Walau belum ada obatnya, tapi masih ada jalan untuk sembuh. Kita hanya mau memutus rantai penyebarannya. 

Desakan untuk melakukan tes juga datang dari Ketua DPRD Kota Baubau, H Zahari. Secara khusus dia minta rapid test dilakukan kepada tenaga kesehatan (Nakes) di RSUD Baubau. Utamanya yang melakukan kontak dengan dua pasien Covid-19 yang hasilnya reaktif, beberapa waktu lalu. 

Toh alat rapid test sudah dibagikan kepada semua daerah. Walaupun jumlahnya terbatas, sudah bisa digunakan untuk mengecek kondisi medis seseorang. 

Apakah karena jumlahnya terbatas lantas terbatas juga penggunaannya? Wallahualam.(Follow Instagram: @irwansyahamunu)