Kamis, 16 April 2020

Berpikir 1000 Kali

Catatan: Irwansyah Amunu



“PENYEBARAN virus ini yang paling kita takutkan melalui Orang Tanpa Gejala (OTG). Kalau ada kebijakan wajib dikarantina ini, saya yakin masyarakat akan berpikir 1000 kali untuk melaksanakan urusan tidak penting di luar daerah,” tandas Ketua DPRD Kota Baubau, H Zahari. 

Kekhawatiran H Bobi --sapaan H Zahari-- beralasan. Berdasarkan data, angka yang terpapar Covid-19 terus bertambah. 

Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra, Rabu (15/4), jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 sebanyak 24 orang. Bertambah 8 orang dari sebelumnya 14 kasus. Delapan pasien tersebut berasal dari Kota Kendari 6 orang, Kolaka 1 orang dan Kolaka Utara 1 orang. 

Jika tidak ada penanganan serius, maka potensi penyebaran Covid-19 akan semakin cepat. Maka itu, segala upaya harus dilakukan untuk mengerem laju penularannya. 

Gagasan terbaru adalah rumah karantina bagi yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-19 di Rusunawa ASN dibilangan Palagimata. Sehingga monitoring penanganan pandemi akan lebih profesional. 

Bukan hanya Ketua DPRD, pihak Pelni juga punya kiat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19. Perusahaan pelat merah itu menghentikan pelayarannya untuk sementara hingga Mei 2020 mendatang.

Kepala Cabang PT Pelni Baubau, Ahmad Sadikin tidak mau ambil resiko. Mereka memiliki 26 armada, 11 diantaranya rutenya singgah di Pelabuhan Murhum Baubau. 

Rinciannya, Kfc Jetliner, KM Tidar, KM Sirimau, KM Dobonsolo, KM Ciremai, KM Dorolonda, KM Sinabung, KM Lambelu, KM Leuser, KM Tilongkabila, dan KM Nggapulu.

Keputusan pelayaran hingga Mei masih bisa berubah. Jika belum memungkinkan, maka penyetopan pelayaran tetap dilanjutkan.

Artinya pihak PT Pelni secara teknis langsung mengambil tindakan. Apalagi sebelumnya, 26 awak KM Lambelu dinyatakan positif Covid-19. 

Apakah kita harus tetap berpikir 1000 kali? Ya. 

Bahkan levelnya dinaikkan. Bukan lagi di luar daerah, tapi di luar rumah. 

Kalau mau keluar berpikir 1000 kali jika tidak penting. Bila urgen, wajib menerapkan protokol WHO. Gunakan masker, rajin mencuci tangan, social dan phisical distancing, dlsb. 

Soalnya, sejak Rabu (15/4) sore ramai beredar kabar ihwal pasien di RSUD Kota Baubau dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan rapid test. Hal itu ramai menjadi topik perbincangan di Medsos.

Hingga seorang rekan di kantor mengaku pihak RT-nya melakukan pengecekan terhadap warganya. Khawatir, pasien tersebut tinggal di lingkungannya. 

Berkaitan dengan pasien positif Covid-19 versi rapid test, saya mengontak Ketua Gugus Tugas Penangulangan Covid-19 Kota Baubau, Dr Roni Muhtar untuk mengkonfirmasi. "Tunggu Nanti buka di FB akunnya Sekber Covid 19, Fb Pemkot Baubau, dll release resmi ya dinda. Saat ini sedang dibuat. Nanti buka di FB akunnya Sekber Covid 19, Fb Pemkot Baubau, dll," bunyi pesannya. 

Nyaris pukul 01.00 dini hari, Kamis (16/4) press release yang dimaksud muncul di beranda Fb SekberCov Pemkot Baubau. Tidak ada satu pun narasi yang menyebutkan hasil rapid test positif. 

Hanya ada penggalan kalimat yang menyatakan:
...terhadap pasien, atau OTG dengan hasil Rapid test yang reaktif..

Dalam waktu dekat pula, kedua warga tersebut akan diupayakan pemeriksaan Swab tenggorokan dan selanjutnya dilakukan PCR.(Follow Instagram: @irwansyahamunu)